Sentimen
Positif (96%)
8 Feb 2024 : 12.53
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Grup Musik: APRIL

Institusi: IAIN

Kab/Kota: Yogyakarta

Mirip Dilan 1991? Ini Potret Surat Cinta Cak Imin 1991 ke Rustini Istrinya Kini

8 Feb 2024 : 12.53 Views 7

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Mirip Dilan 1991? Ini Potret Surat Cinta Cak Imin 1991 ke Rustini Istrinya Kini

PIKIRAN RAKYAT - Berikut isi lengkap surat cinta Cak Imin ke Rustini Murtadho yang saat itu belum ia nikahi. Surat itu ternyata menyebut perempuan tersebut dengan sebutan "sahabat", surat itu diketahui ditulis di atas kertas untuk catatan seminar.

Catatan itu berlabel "Seminar Sehari Jurnalistik dan Perubahan Sosial di Indonesia: Kritik dan Pertanggungjawaban Tempo". Surat itu disebut ditulis pada 1991, sontak Cak Imin pun viral di media sosial X (Twitter).

Diketahui isi surat itu sempat menyinggung tentang kekaguman Cak Imin ke pada Rustini. Diduga mereka dalam organisasi yang sama, hal itu terlihat dari sebutan "pergerakan" yang menjadi ciri khas organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), tempat Imin pernah menjadi ketua pada 1994-1997.

Rustini Murtadho pada akhirnya dinikahi Cak Imin pada 1995 dan rumah tangganya langgeng sampai sekarang. Kini calon wakil presiden (Cawapres) pendamping Anies Baswedan tersebut dikaruniai tiga anak yakni Egalita Az Zahra, Rahma Arifa, dan Mega Safira.

Selain Anies dan Cak Imin, pasangan calon lain yang berkontestasi dalam Pilpres 2024 adalah Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di nomor urut dua. Nomor urut tiga adalah Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

Isi lengkap surat 'cinta' Cak Imin ke Rustini yang saat itu belum menjadi istrinya

Yogya, 8 April 1991
Sora:
Sahabat Rustini

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Semoga sahabat tetap sehat sejahtera bersama segala kesuksesan aktivitas sahabat. Dan dapat menikmati berkah lebaran bersama seluruh keluarga, Amiin.

Sahabat, tentu agak tercengang dengan datangnya surat saya yang tidak terduga-duga ini, semoga surat ini tidak menjadi "sangka" yang bukan-bukan, dan harapanku "cerita-cerita ini" tidak mengganggu keasikan berkumpul dengan keluarga.

Oh ya, sebelum saya punya cerita sedikit, aku minta hendaknya suratku ini nggak usah diberitahu siapapun, diceritain siapapun, ini demi sahabat, demi saya, demikian ... demi kebaikan kita semua se-Yogyakarta.

Wah .. koq serius banget sih? Enggak kok, sesungguhnya tidak terlalu serius, tapi bisa jadi serius kalau kita salah nanggapi dan terselimuti oleh prasangka (prejudice) yang enggak-enggak, ya kan?

Sebab segala persoalan, baik itu yang mikro (kecil-kecilan) termasuk problem pribadi, maupun persoalan-persoalan makro (yang gedhe-gedhe) misalnya ngrembuk persoalan negoro dan mensejahterakan ummat, akan nggak "juntrung" (amburadul) persoalannya bila kita salah melihat dan salah mengapresiasikannya.

Surat cinta Cak Imin untuk Rustini tahun 1991 yang saat itu belum dinikahinya.

Sahabat...

Sebenarnya akan lebih clear bila kita bisa cerita-cerita langsung, tapi nampaknya "kultur" yang hendak kita bangun di tubuh pergerakan menuntut kita tidak bisa dengan leluasa berkomunikasi, dan tentu akan lebih maslahah bila untuk sementara kita belum bisa bercakap-cakap dengan cerita-cerita.

Beberapa waktu yang lalu, saya ditegur eh ... disindir oleh sahabat saya yang cukup dekat (puteri) bahwa saya kurang "peka" dan nggak mau tau bahwa ada persoalan yang mengait dengan citra organisasi dengan salah seorang bahkan beberapa warga, saya cukup terperanjat ketika aku dibilang/dituduh (kayak pengadilan aja) bahwa aku termasuk (justru) "terlibat" di dalamnya???

Sahabat Rustini, kalau saya boleh bilang sebenarnya respons sahabat terhadap beberapa persoalan sahabat yang terakhir, dapat nilai "A", artinya saya salut dan mendukung, akan tetapi seharusnya itu semua, harus dijiwai oleh rasa syukur dengan penuh kedewasaan dan kearifan. Bahwa sahabat begitu datang di pergerakan, sahabat telah diketahui banyak punya kelebihan dan segudang potensi yang menuntut pengembangan lebih jauh. Adalah wajar dalam satu komunitas kelompok, apabila ada orang yang punya kelebihan langsung menjadi pusat perhatian; apalagi kultur di IAIN yang agak agratis dan tradisional (kecuali yang tidak loh hehehe), gak ngenyek kok hehehe.****

Sentimen: positif (96.6%)