FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan bilang Indonesia bakal ikut mengembangkan baterai kendaraan listrik berbasis lithium ferro phosphate (LFP) bersama China.

Menanggapi hal itu, Mantan Menteri Perdagangan Indonesia Tom Lembong memberikan komentar menggunakan tiga simbol dengan emoji.

“🙂🫡🙏🏼,” tulis Tom Lembong yang juga merupakan mantan Menteri Perdagangan Indonesia ini melalui akun X, Senin, (29/1/2024).

Diketahui, 🙂 atau wajah tersenyum sedikit menunjukkan kepuasan dengan diri sendiri dan orang lain. Dapat melambangkan sikap dan perilaku yang ramah.

Selain itu, emotikon ini juga mengandung makna sarkastik atau senyuman yang tidak ikhlas.

Adapun 🫡, emoji dengan tangan di dahi, artinya siap atau respek terhadap sesuatu.

Sedangkan 🙏, emoji tangan melipat, artinya tanda ucapan tolong, terima kasih ataupun salam.

Sebelumnya, pernyataan Luhut itu disampaikan merespons debat capres cawapres keempat dan wacana yang disampaikan mantan Menteri Perdagangan (Mendag), Tom Lembong, soal tren penurunan harga nikel dunia dan migrasi pabrikan mobil listrik ke Baterai LFP.

LFP disebut-sebut jadi pengganti baterai berbasis nikel.

Dalan akun Instagramnya, Luhut mengaku sangat menyayangkan adanya banyak disinformasi yang disampaikan pada momen debat capres-cawapres keempat.

Karena itu, dia merasa perlu menyampaikan beberapa catatan terkait program hilirisasi yang menjadi ranah pekerjaannya selama ini, serta erat kaitannya dengan tema debat saat itu.

Pertama, terkait harga nikel. Dia menyebut, jika melihat rata-rata harga selama 10 tahun terakhir, sejak 2014, harga rata-rata nikel dunia adalah USS15 ribuan, masih lebih rendah dibandingkan harga sekarang.

Bahkan pada periode 2014-2019, ketika awal-awal periode hilirisasi mulai dilakukan, harga rata-rata nikel dunia hanya sebesar US$12 ribuan.

“Jadi saya kira tim pasangan calon perlu melihat history data yang lebih panjang dalam membaca siklus harga komoditas,” tuturnya, 24 Januari 2024 lalu.

Kedua, data ekspor produk turunan nikel pada periode Januari - November 2023 adalah sebesar US$31.30 miliar, naik 0.6% dibandingkan ekspor periode yang sama pada tahun 2022 yaitu US$31.13 miliar.

Meskipun produksi meningkat cukup signifikan, bukan berarti pendapatan Indonesia kata dia menurun.

Terakhir, terkait LFP. Dia tidak membenarkan yang disebutkan kalau pabrik Tesla di Shanghai menggunakan 100% LFP untuk mobil listriknya.

“Mereka masih menggunakan baterai berbahan dasar nikel, yang disuplai oleh LG. Selain itu, publik perlu tahu bahwa lithium baterai berbasis nikel itu bisa didaur ulang, sedangkan baterai LFP sejauh ini masih belum bisa didaur ulang,” jelas Luhut. (selfi/fajar)