Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Salatiga
Tokoh Terkait
Heboh Salam Dua Jari Muncul dari Balik Jendela Mobil Kepresidenan, Jokowi Buka Suara
Pikiran-Rakyat.com
Jenis Media: Nasional

PIKIRAN RAKYAT - Beredar sebuah video yang memperlihatkan salah satu orang di dalam mobil dinas Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpose salam dua jari ketika melintasi Salatiga, Jawa Tengah pada Senin, 22 Januari 2024. Saat itu, mobil kepresidenan tersebut ditumpangi oleh Jokowi dan istrinya, Iriana.
Salam dua jari itu muncul dari balik jendela mobil yang terbuka saat warga di pinggir jalan meneriakkan nama Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Dua hari kemudian, tepatnya pada hari ini, Rabu, 23 Januari 2024, Jokowi pun buka suara.
Meski demikian, ia tak banyak memberikan tanggapan dan hanya menyebut bahwa hal itu menyenangkan. Pernyataan tersebut disampaikannya usai menyaksikan penyerahan simbolis Pesawat C-130J-30 Super Hercules di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
"Ya, kan menyenangkan, menyenangkan," katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara pada Rabu, 24 Januari 2024.
Baca Juga: TKN Soal Mahfud MD Akan Mundur dari Menko Polhukam: Mungkin Malu Dapat Skor 5 dari Ganjar
Terkait dengan apa yang dimaksud menyenangkan, Jokowi pun hanya menjawabnya secara normatif.
"Enggak tau ya, menyenangkan. Kalau ketemu masyarakat kan menyenangkan," ujarnya.
Pada Pilpres 2024, pose salam dua jari identik dengan paslon Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming. Pasalnya, mereka mendapatkan nomor urut dua dalam pesta demokrasi tahun ini.
Jokowi Sebut Presiden Boleh Memihak
Jokowi mengatakan bahwa presiden dan menteri boleh memihak dan ikut berkampanye dalam rangkaian pesta demokrasi. Pasalnya, presiden dan menteri merupakan pejabat publik dan politik yang juga memiliki hak demokrasi dan politik.
Menurut Jokowi, kampanye bisa dilakukan oleh presiden dan menteri, dengan syarat tak memanfaatkan fasilitas negara.
"Hak demokrasi, hak politik, setiap orang. Setiap menteri sama saja, yang paling penting presiden itu boleh loh kampanye, boleh loh memihak. Boleh," tuturnya.
"Boleh, kita ini pejabat publik sekaligus pejabat politik. Masa gini enggak boleh, gitu enggak boleh, boleh. Menteri juga boleh. Itu saja yang mengatur itu, hanya tidak boleh menggunakan fasilitas negara," katanya melanjutkan.
Meski demikian, ikut atau tidaknya presiden dan menteri dalam berkampanye, kata Jokowi, tergantung masing-masing individunya.
"Semua itu pegangannya aturan. Kalau aturan boleh, silakan..kalau aturan boleh, silakan. Kalau aturan tidak boleh, tidak. Sudah jelas itu. Jangan presiden tidak boleh, boleh berkampanye, boleh, tetapi kan dilakukan atau tidak dilakukan, terserah individu masing-masing," ujarnya.
Sejauh ini, Jokowi belum pernah menyatakan siapa pasangan capres-cawapres yang ia dukung pada Pilpres 2024.***
Sentimen: positif (57.1%)