Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Solo
Kasus: HAM, pencurian
Tokoh Terkait
Pernyataan lengkap Tsamara Amany Ogah dukung Prabowo pada 2019, Sekarang Balik Mendukung
Pikiran-Rakyat.com
Jenis Media: Nasional

PIKIRAN RAKYAT - Mantan Politikus PSI, Tsamara Amany sempat menyatakan tidak akan pernah mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (Capres). Masalahnya, karena masa lalu kelam yang dimiliki Ketum Gerindra tersebut.
Akan tetapi, pernyataannya pada 2018 silam itu kini berubah 180 derajat. Pasalnya, dia kini berpindah haluan dan memberikan dukungan kepada Prabowo-Gibran.
Pernyataannya yang ogah mendukung Prabowo Subianto itu kembali disorot, karena diunggah oleh netizen di media sosial X (Twitter). Banyak yang mengkritiknya, karena berubah balik mendukung sosok yang pernah diserangnya dulu.
"Pertama, saya gak mungkin bersama pak Prabowo karena saya tidak mungkin berada di barisan di mana ada seseorang yang punya sejarah kelam terhadap penculikan aktivis bangsa ini, di mana saya gak mau. Dan itu sampai sekarang pak Prabowo tidak pernah berhasil mengklarifiasinya di hadapan Komnas HAM," kata Tsamara Amany pada November 2018 lalu.
"Kedua, saya lihat pak Jokowi menginsipirasi kita semua. Bagi saya anak muda, dan bagi kita semua anak muda, Pak Jokowi itu inspirator. Kenapa? karena ada seseorang yang bukan siapa-siapa, dia bisa berhasil jadi pengusaha, dia bisa berhasil menjadi wali kota Solo, menjadi Gubernur, menjadi Presiden dan berhasil," tuturnya menambahkan.
Tsamara Amany mengatakan, Jokowi berhasil menjadi pemimpin baik selama menjabat Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta. Meski, kepemimpinannya di Ibu Kota tak selesai, karena keburu mencalonkan diri sebagai calon presiden.
"Meskipun belum selesai, beliau berhasil mencetuskan kartu Jakarta Pintar yang sekarang dirasakan oleh banyak banget masyarakat Jakarta, dan sekarang ketika beliau memimpin (Indonesia) jadi Kartu Indonesia Pintar. Pak Jokowi itu adalah Presiden yang memberikan perlindungan kepada orang-orang miskin. Kartu Keluarga Sejahtera, Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, itu beliau fokuskan," ujarnya.
Menurut Tsamara Amany, Jokowi merupakan sosok pemimpin yang keberpihakannya pada anak muda tak sekadar retorika semata. Jokowi kerap mengundang anak-anak muda yang tergabung dalam komunitas start-up hingga socialpreneur.
"Jadi semua persoalan bangsa ini bukan hadir empat tahun pak Jokowi. Bangsa ini punya masalah yang banyak dan pak Jokowi sekarang mencoba menyelesaikan dalam kurun waktu empat tahun ini, lima tahun ini, dan bahkan satu periode lagi. Tapi di era pemerintahan pak Jokowi sekarang, pak Jokowi itu tahu bahwa gak masalah kita memang menghadapi tantangan tapi kita bisa kok nyelesain," tuturnya.
Tsamara Amany pun mengatakan bahwa apa yang disampaikan Jokowi terbukti, karena fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat dan negara baik-baik saja bahkan di tengah tantangan global yang luar biasa.
"Jadi saya lihat ini pemimpin yang membangun optimisme, pemimpin yang menyadarkan kita bahwa kita bisa aware on the right track (sadar di jalur yang benar) dan kita akan bisa lebih baik nanti," ujarnya.
"He (Prabowo) may be a good man, but i can not support him (Dia mungkin pria yang baik, tapi saya tidak akan bisa mendukungnya), karena dia punya sejarah kelam," kata Tsamara Amany menambahkan.
Jadi Stafsus Menteri BUMN, Dukung Capres Tergantung Erick Thohir
Tsamara Amany diangkat menjadi staf khusus (stafsus) Menteri BUMN Erick Thohir pada Rabu 13 Desember 2023 kemarin. Dia menjadi stafsus Erick Thohir di bidang kebijakan publik atau public policy.
Mantan politikus PSI itu pun sempat mengungkap figur calon presiden (capres) yang didukungnya pada Pilpres 2024. Dia menyebut, sosok yang didukung adalah orang yang selalu didampinginya selama ini.
"Lihat sosok yang selalu sama aku siapa yang selalu aku dampingi. Ya udah itu yang kita dukung," ucap Tsamara Amany di Kantor DPP PAN, Buncit, Jakarta pada Selasa 12 September 2023.
Akan tetapi, dia enggan membeberkan lebih jauh soal sosok Capres yang dimaksudnya. Dia hanya mengatakan bahwa sosok yang didukungnya itu tergantung Erick Thohir, sementara sang Menteri BUMN diketahui berada di kubu Prabowo-Gibran.
"Kalau aku kita tergantung Pak Erick," ujar Tsamara Amany.
Dia juga terlihat membela Prabowo-Gibran yang dikritik karena program menyejahterakan pejabat negara sebagai cara menghapus pencurian uang rakyat. Menurutnya, hal itu merupakan hal yang tidak salah.
"Pemilu aside. Ini nggak salah. Gaji dan tunjangan menteri itu sekitar Rp20 juta. Gak boleh bisnis dan kerja lain, padahal KPI kerjanya juga fantastis. Coba kita bandingkan dengan gaji CEO di private sector yang bisa di atas Rp100 juta," kata Tsamara Amany.
"Memang jadi pejabat publik itu pengabdian dan pelayanan, tapi tetap harus diberikan gaji setimpal. Kalau nggak, yang punya kemampuan jadi pejabat hanya yang kuat secara finansial dan dengan gaji yang sedikit, banyak yang jadi mikir aneh-aneh. Gaji dan kesejahteraan pejabat harus ditingkatkan, sembari buat sistem pencegahan dan penindakan yang lebih advanced. Ini fakta," tuturnya menambahkan.
Selain itu, Tsamara Amany juga tampak memberikan pembelaan terhadap Gibran Rakabuming Raka yang dikritik setelah Debat kedua Cawapres pada Minggu 21 Januari 2024. Menurutnya, klaim tidak sopan yang dialamatkan kepada putra sulung Jokowi itu tidak adil.
"Mengapa kalau anak muda yang keras dan kritis selalu dianggap tidak sopan? Tetapi jika yang melakukan itu adalah orang tua ke anak muda selalu dianggap biasa saja, dan kita sebagai anak muda diminta menerima seolah itu sesuatu yang biasa saja. Apakah ini tidak standar ganda?" ujarnya.
"Kalau anak muda keras sedikit, dinilai tidak sopan. Kalau anak muda menyerang, dianggap tidak punya etika. Tapi kalau anak muda itu yang diserang? Semua menuntut agar ia diam, menerima, dan senyum saja. Baru ia dianggap santun. Adilkah?" ucap Tsamara Amany menambahkan.***
Sentimen: positif (100%)