Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: pengangguran
Tokoh Terkait
BP2MI Gelar Reviu Keuangan 2023 dan Rapat Kerja Teknis 2024
Gatra.com
Jenis Media: Nasional

Jakarta, Gatra.com - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menyambut tahun 2024 dengan resolusi Gerak Masif dan Kerja Progresif yang diwujudkan dalam rangkaian kegiatan Reviu Laporan Keuangan Tahun 2023 dan Rapat Kerja Teknis Tahun 2024 yang dibuka di Hotel Le Meridien, Jakarta, Selasa (16/1).
Sekretaris Utama BP2MI, Rinardi, menyampaikan bahwa tema Rakornis tahun ini adalah Inwards and Outwards Looking Evaluation melalui Gerak Masif dan Kerja Progresif. Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari mulai tanggal 16-18 Januari 2024.
"Pelaksanaan rakernis hari pertama berupa forum diskusi, koordinasi, dan komunikasi yang akan diikuti oleh BP3MI, Kedeputian, serta Kesettamaan dalam bentuk kelompok-kelompok kerja." jelasnya.
Nantinya, jelas Rinardi, melalui rakornis ini akan menghasilkan output berupa Laporan Identifikasi Inwards and Outwards Looking Evaluation, Rekomendasi dan Strategi Pencapaian Agenda Prioritas Tahun 2024.
"Berdasarkan Inwards and Outwards Looking Evaluation, juga masukan berharga dalam penyusunan Rencana Strategis BP2MI Tahun 2025-2029," ujar Rinardi.
Sementara itu, Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, menyampaikan bahwa BP2MI tidak ingin bekerja secara konservatif. Maka itu, pihaknya terus mendorong perubahan besar melalui berbagai transformasi.
"Perubahan besar transformasi terus berjalan, tapi kita tetap perlu melakukan evaluasi yang memotret kelemahan dan kekurangan di masa lalu. Ini agar kita dapat mengambil keputusan untuk memperbaikinya," ujar Kepala BP2MI.
Benny menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2023 BP2MI telah berhasil melakukan penempatan sebanyak 273.747 Pekerja Migran Indonesia.
Jumlah tersebut melampaui jumlah penempatan Tahun 2022 sebanyak 200.761 orang dan melampaui target penempatan yang dicanangkan untuk tahun 2023, sebanyak 250.000 orang Pekerja Migran Indonesia.
Untuk tahun ini, jelas Benny, BP2MI menargetkan sebanyak 300.000 penempatan Pekerja Migran Indonesia dengan berbagai skema.
"Capaian tersebut menjadi bukti bahwa penempatan Pekerja Migran Indonesia menjadi satu solusi untuk membantu mengurangi pengangguran akibat pandemi. Dari angkatan kerja sebanyak 144,01 juta, dan dengan jumlah pengangguran 8,39 juta atau 5,85%, maka kontribusi Pekerja Migran Indonesia dalam mengurangi pengangguran sebesar 0,15%." bebernya.
"Namun kita tentu tidak boleh berpuas diri dengan raihan-raihan baik tersebut. Di awal tahun ini, merupakan waktu yang tepat untuk kita melakukan evaluasi terhadap kerja-kerja badan. Kita mengharapkan untuk tahun ini juga bisa mempertahankan kewajiban kita untuk mendapatkan Opini WTP untuk ke-10 kalinya," lanjut Benny.e
Benny menegaskan bahwa situasi penempatan Pekerja Migran Indonesia saat ini sedang menghadapi darurat TPPO dan darurat penempatan ilegal. Maka itu, ia meminta untuk tidak mengendorkan semangat untuk memberikan pelayanan terbaik bagi Pekerja Migran Indonesia dan keluarganya.
"Kita tidak mungkin mengambil sikap terus berdiam diri dan meninggalkan warisan buruk dalam sejarah Pekerja Migran Indonesia," jelas Benny.
Untuk itu, Benny, mengajak seluruh ASN untuk melakukan konsolidasi, merapatkan semua kekuatan, membuat peta jalan, merumuskan semua kebijakan, memastikan implementasinya di lapangan.
"Jika kita mau dan mampu melakukannya, maka inilah bentuk hadir negara yang sesungguhnya, memberi perlindungan dari ujung rambut sampai ujung kaki kepada para Pekerja Migran Indonesia dan keluarganya, sebagaimana Perintah Presiden Indonesia Bapak Joko Widodo." tegasnya.
"Harapannya, kegiatan ini dapat menciptakan ASN yang memiliki executive function, yaitu kecakapan memotret masalah, menerima informasi, mengolah informasi, dan melahirkan keputusan strategis," tambah Benny.
23
Sentimen: positif (99.9%)