Sentimen
Negatif (100%)
15 Jan 2024 : 15.20
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Sumedang

Tokoh Terkait

Sumedang Dikelilingi Sesar Raksasa dengan Potensi Gempa Bermagnitudo Besar

15 Jan 2024 : 15.20 Views 51

Ayobandung.com Ayobandung.com Jenis Media: Nasional

Sumedang Dikelilingi Sesar Raksasa dengan Potensi Gempa Bermagnitudo Besar

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Peneliti Gempa Bumi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Mudrik Daryono, mengungkapkan, Kota Sumedang secara geologis dikelilingi oleh sesar-sesar dengan magnitudo besar.

Di utara ada Sesar Baribis segmen Tampomas dengan potensi gempa M 6,7, sedangkan di selatan ada Sesar Cileunyi-Tanjungsari dan Sesar Garsela.

Sementara di sisi timur ada sesar Baribis segmen Ciremai dengan potensi gempa M 6,6, dan di sisi barat ada Sesar Lembang dengan potensi gempa M 7.

Baca Juga: Sesar Cileunyi-Tanjungsari Dua Kali Picu Gempa Merusak di Sumedang

Selain sesar-sesar raksasa tersebut, Sumedang juga memiliki sesar lokal baru, yakni Sesar Sumedang, yang menyebabkan gempa bumi merusak pada Minggu, 31 Desember 2023 lalu.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, estimasi panjang sesar Sumedang berdasarkan seismisitas/repture gempa-gempa susulan, diperkirakan sekitar 7 km. Sementara potensi magnitudonya mencapai maksimal 5,6.

Mudrik mengatakan, jenis gempa Sumedang yang terjadi pada malam tahun baru sampai saat ini masih belum diketahui. Gempa tersebut bisa saja merupakan foreshock atau gempa awalan yang membuka gempa yang lebih besar.

Namun, bukan tidak mungkin gempa Sumedang saat itu masuk ke dalam swarm earthquake atau hanya gempa-gempa kecil yang mengguncang wilayah tertentu.

"Waspada adalah sesuatu yang wajib. Mitigasi secara teori, kita harus siap dengan kemungkinan terburuk," katanya, dalam webinar bertajuk "Kupas Tuntas Gempa Sumedang", beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Pulau Jawa Dihantui Sesar-sesar Misterius yang Belum Terpetakan

Pakar seismologi BMKG Pepen Supendi menambahkan, pemetaan sesar-sesar aktif di Sumedang sangat penting untuk memperbaharui peta bahaya gempa (seismic hazard map) yang ada. Pemetaan ini juga dinilai berguna untuk memahami potensi bencana yang dapat ditimbulkan.

Menurutnya, penting juga bagi pemerintah Sumedang untuk melakukan penerapan building code yang baik, yang diikuti oleh law enforcement yang baik pula. Harapannya, masyarakat bisa merasa aman dan nyaman berada di wilayah rawan gempa, namun tentunya tetap waspada.

"Beberapa gempa merusak (termasuk gempa Sumedang) menjadi pengingat bagi kita semua bahwa gempa dangkal (meskipun magnitudonya relatif kecil) yang disebabkan oleh sesar aktif yang berlokasi dekat dengan pemukiman padat penduduk merupakan ancaman yang nyata," ungkap Pepen.

Magnitudo Kecil tapi Merusak

Dengan magnitudo yang kecil dan kedalaman yang dangkal, gempa Sumedang akhir tahun lalu memang cukup merusak. Tercatat 1.136 rumah rusak, yang 124 di antaranya masuk dalam kategori rusak berat.

Baca Juga: Saat Gempa Sumedang Bikin Bingung Geolog

Pakar gempa BMKG Dimas Salomo J Sianipar mengungkapkan, saat gempa Sumedang terjadi, tercatat ada tiga gempa besar yang berkekuatan di atas magnitudo 4. Namun, gempa dengan magnitudo empat biasanya tidak begitu merusak.

"Dari persepektif seismologi, sebenarnya gempa dengan skala 4 tidak signifikan. Karena biasanya panjang patahannya hanya sekitar beberapa km saja dan displacement atau slip yang disebabkan hanya beberapa cm saja," ujar Dimas.

Dari analisis waveform, dia menemukan, satu tahun ke belakang, di lokasi gempa Sumedang ternyata sudah terdeteksi adanya gempa-gempa kecil dengan magnitudo 2. Gempa-gempa tersebut terjadi pada 2 Oktober 2022 (M 2,8), 21 Oktober 2022 (M 2,5), dan 25 Agustus 2023 (M 2,7).

Dengan terdeteksinya gempa-gempa susulan lain yang berkekuatan kecil, Dimas menyimpulkan, gempa Sumedang punya karakter low seismic productivity atau produktifitas seismisitasnya rendah.

"Dengan Stasiun seismic yang rapat, seharusnya gempa yang terdeteksi semakin banyak," ujarnya.

Baca Juga: Indonesia Diguncang 30 Gempa Merusak Sepanjang 2023, Hampir Setengahnya Terjadi di Jawa Barat

Penyelidik Bumi Madya di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Supartoyo, mengungkapkan, ada tiga "obat mujarab" untuk mengurangi risiko gempa bumi. Pertama, kata dia, dengan meningkatkan upaya mitigasi struktural dan nonstruktural.

"Mitigasinya belum optimal karena penduduk belum tahu apa yang harus mereka lakukan dan belum ada tempat untuk evakuasi," tuturnya.

Kedua, ujar dia, dengan mengatur penataan ruang di kawasan rawan gempa bumi. Berdasarkan data Badan Geologi, Sumedang masuk dalam kawasan rawan gempa bumi tinggi dan menengah. Artinya, wilayah tersebut berpotensi terkena guncangan gempa bumi dengan skala VI sampai VIII MMI atau lebih.

Ketiga, kata Supartoyo, Pemkab Sumedang harus membuat regulasi khusus untuk mitigasi gempa bumi yang tidak dikaitkan dengan bencana lain. Regulasi ini bisa berbentuk Perda atau SK Bupati yang harus segera disusun.

Sentimen: negatif (100%)