Sentimen
Positif (79%)
13 Jan 2024 : 10.00
Informasi Tambahan

Institusi: Universitas Paramadina

Kab/Kota: Surabaya

Kasus: korupsi

JK Sebut Pemimpin Tak Boleh Emosional: Bagaimana Kalau Dia Debat dengan Kepala Negara Lain?

13 Jan 2024 : 10.00 Views 12

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

JK Sebut Pemimpin Tak Boleh Emosional: Bagaimana Kalau Dia Debat dengan Kepala Negara Lain?

PIKIRAN RAKYAT - Wapres ke-10 dan ke-12 Indonesia, Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan kriteria pemimpin menurut penilaiannya. Ia menyebut seorang pemimpin harus bisa mengedepankan sikap sabar saat menghadapi suatu persoalan.

Apabila seorang pemimpin maupun pejabat negara tidak bisa mengontrol emosinya, maka hal itu dapat berpengaruh besar kepada rakyat. Oleh karenanya, Jusuf Kalla menilai bahwa sabar dan tenang merupaka sikap yang penting.

Pernyataan tersebut disampaikannya saat menghadiri forum bertajuk "Dialog Kebangsaan dan Kewirausahaan" di Surabaya, Jawa Timur pada Rabu, 10 Januari 2024.

"Bagaimana kira-kira negara dipimpin oleh orang yang suka marah? Bagaimana kira-kira kalau dia berdebat dengan kepala negara lain?" katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara pada Kamis, 11 Januari 2024.

Baca Juga: Ganjar Sorot Sosok Seorang Ibu di Tengah Safari Politik, Temukan Makna di Balik Blusukan

"Pemimpin harus tenang, memiliki gagasan, jangan emosional, karena persoalan bangsa ini banyak, kalau tidak tenang pemimpin kami, tentu tidak baik. Pemimpin jangan emosional," ujarnya.

JK Sebut Pemimpin Seperti Sopir

Jusuf Kalla menggambarkan seorang pemimpin seperti seorang sopir yang harus sabar dalam berkendara. Jika seorang sopir tak bisa sabar, maka kondisi penumpangnya menjadi  taruhan.

"Kalau pilih sopir, jelas yang tahu arah, tidak suka marah-marah. Kalau marah-marah bisa-bisa menabrak nanti," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Jusuf Kalla pun berpesan kepada para capres agar mencontoh dan meneladani sifat kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.

"Harus amanah, tabligh, paling baik siapa, paling amanah siapa, itu saja pegangannya. Karena kita harus mengikuti ilmu Rasulullah SAW," ucapnya.

JK Dukung Anies Baswedan-Cak Imin

Pada Desember tahun lalu, Jusuf Kalla menyatakan diri untuk melabuhkan dukungan kepada Anies Baswedan dan Cak Imin di Pilpres 2024.

"Jadi, malam ini, di Makassar ini, saya menyampaikan sikap (dukung AMIN). Mudah-mudahan ada manfaatnya untuk Anda semua," tuturnya saat itu.

Jusuf Kalla menceritakan bahwa Anies Baswedan merupakan muridnya di dunia politik. Ia  sering memberikan saran untuk Anies Baswedan terkait permasalahan bangsa.

"Boleh dibilang saya mengajarkan politik (kepada) Anies. Dulu, di Universitas Paramadina, tiap Jumat, kami makan siang sama-sama dan saya memberikan mereka (Anies) isu-isu dan pengalaman politik, tiap Jumat,” katanya.

“Dari situ, saya mengerti bahwa Anies cepat mengerti persoalan dan memberi dasar pengetahuan untuk menyelesaikannya," ujarnya melanjutkan.

Anies Baswedan, kata Jusuf Kalla, merupakan sosok yang punya pengetahuan ekonomi paling mumpuni dibandingkan capres lainnya.

"Laporan terakhir, ekspor kita menurun. Jadi, kita pilih presiden yang tidak mau asal belanja. Karena itu, presidennya harus mengerti dasar-dasar ekonomi dan saya yakin yang memiliki dasar yang kuat, tamatan ekonomi, cuma Anies," ucapnya.

Ia juga menilai bahwa Mantan Gubernur DKI Jakarta itu merupakan sosok yang sudah teruji kredibilitasnya.

"Karena memang tidak ada (korupsi) soal di Formula E itu. Jadi, integritasnya, kemampuan berpikir logikanya bagus, berpengalaman. Alhamdulillah ada banyak yang bagus," tuturnya.***

Sentimen: positif (79%)