JAKARTA, AYOBANDUNG.COM -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan, dugaan sementara longsor di Kampung Cipondok, Desa Pasanggrahan, Kecamatan Kasomalang, Kabupaten Subang disebabkan oleh debris flow atau banjir bandang dari Sungai Cipunagara.

Sebelum insiden terjadi, volume air di sungai Cipunagara sangat tinggi sehingga memicu longsor. Longsor dipastikan bukan karena aktivitas perusahaan air minum swasta atau pemda.

"Penyebab longsor yang di Subang bukan karena aktivitas perusahaan," tegas Kepala Koordinator PVMBG Gerakan Tanah Wilayah Barat, Sumaryono, dalam keterangan resmi, Rabu, 10 Januari 2024.

Dia mengatakan, secara morfologi, lokasi longsor Subang ini masuk ke dalam kategori rawan longsor. PVMBG mencatat, sudah ada tiga kali kejadian serupa di daerah tersebut.

Baca Juga: Longsor Subang Tewaskan Dua Orang, 49 Warga Masih Mengungsi

Sumaryono menjelaskan, daerah tersebut berbentuk cekungan sehingga akumulasi air dari dataran yang lebih tinggi lebih mudah terjadi.

"Curah hujan juga pada hari tersebut sangat tinggi sekali. Info dari BMKG dalam 2 hari mencapai 200 mm artinya hujan yang biasanya 200 mm itu dalam 15-20 hari diturunkan dalam 2 hari," ungkapnya.

PVMBG diketahui tengah melakukan investigasi terkait peristiwa tanah longsor yang menyebabkan dua orang meninggal itu. Sumaryono mengatakan, lereng di lokasi cukup terjal dan terlihat ada longsoran lama.

"Hanya yang kali ini lebih besar dan masih ada potensi longsor lagi. Retakan juga masih ada di bagian atas lereng," katanya.

Menurut PVMBG, peristiwa semacam ini sering terjadi di beberapa wilayah lainnya di Indonesia. Ada juga beberapa faktor lain yang turut memicu terjadinya longsor di wilayah itu seperti kondisi geologi setempat.