Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Cianjur, Penggilingan
Monopoli Pembelian Gabah Berlanjut, Puluhan Penggilingan Padi Cianjur Gulung Tikar
Ayobandung.com
Jenis Media: Nasional

CIANJUR, AYOBANDUNG — Puluhan perusahaan penggilingan padi di Kabupaten Cianjur gulung tikar, diduga akibat adanya monopoli pembelian gabah yang masih berlanjut hingga awal 2024.
Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa jumlah perusahaan penggilingan padi di Cianjur mencapai sekitar 150, dengan kelas produksi mulai dari ribuan ton hingga satuan ton.
Sejak adanya monopoli oleh sebuah perusahaan penggilingan padi asal Banten yang membeli gabah di atas harga pasaran lokal, perusahaan-perusahaan ini mengalami kesulitan membeli gabah karena harga beli yang tidak bisa bersaing.
Biasanya, penggilingan padi lokal membeli gabah dengan harga sekitar Rp4800 hingga Rp5000 per kilogram, yang berlaku di seluruh lumbung padi di Cianjur.
“Kami biasanya membeli dengan harga normal paling tinggi Rp5000, tidak pernah lebih,” tutur pemilik penggilingan beras yang identitasnya diminta ditulis pada ayobandung.com, Selasa 9 Januari 2024.
Dia mengungkapkan bahwa sejak adanya perusahaan penggilingan padi dari Banten yang membeli gabah di atas harga pasaran lokal, yaitu Rp7000 per kilogram, sangat berdampak pada pengusaha lokal.
Baca Juga: Warga Datangi Gudang Pelipatan Surat Suara Pemilu 2024 di Cianjur, Ada Apa?
Bagi perusahaan penggilingan padi dengan produksi lebih dari 1000 ton, kini hanya bisa memproduksi sekitar 300 hingga 400 ton sebulan.
Dampak yang lebih mengkhawatirkan dialami oleh perusahaan penggilingan padi menengah ke bawah, yang akhirnya harus gulung tikar.
“Informasi dari rekan-rekan penggilingan padi menyebutkan bahwa di Cianjur, sekitar 45 perusahaan harus gulung tikar karena tidak mampu membeli gabah dengan harga lebih dari Rp5000,” jelasnya.
Meskipun sudah dilakukan aksi unjuk rasa di Kabupaten Cianjur, perusahaan tersebut masih terus membeli gabah dengan harga tinggi yang semakin merugikan penggilingan padi lokal.
“Masih ada pembelian, tetapi dilakukan secara sembunyi-sembunyi,” ucapnya.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Cianjur, Komarudin, menyatakan bahwa pihaknya baru mendapat informasi mengenai adanya penggilingan padi yang gulung tikar, terutama dengan jumlah yang mencapai puluhan.
Baca Juga: Diguyur Hujan Setiap Hari, Longsor dan Banjir Melanda Cianjur
“Belum ada informasi, nanti akan kita data dan mencari informasi lebih lengkap tentang fenomena penggilingan padi lokal yang gulung tikar,” kata Komarudin kepada ayobandung.com.
Ditambahkannya, penyebab gulung tikar harus dicari, apakah karena tidak tersedianya gabah, dampak dari El Niño, kekeringan, atau faktor lain seperti monopoli harga gabah.
“Kami akan mencari tahu,” tandasnya.
Sentimen: netral (100%)