Sentimen
Netral (78%)
3 Jan 2024 : 01.35
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Gunung, Sumedang

Retakan Tanah akibat Gempa di Sumedang Diselidiki Badan Geologi

3 Jan 2024 : 01.35 Views 7

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Retakan Tanah akibat Gempa di Sumedang Diselidiki Badan Geologi

FAJAR.CO.ID,JAKARTA -- Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tengah melakukan penyelidikan serta mengumpulkan informasi mengenai retakan tanah dan kerusakan akibat gempa bumi yang baru-baru ini mengguncang Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

"Indikasi awal dari hasil penyelidikan menunjukkan adanya keretakan tanah yang berarah dari timur laut hingga barat daya. Kawasan yang terdampak ini memiliki kedalaman muka air tanah antara 1,5 hingga 3 meter dari permukaan," seperti yang dijelaskan dalam keterangan resmi Badan Geologi yang dikutip di Jakarta, Selasa, (2/12/2024).

Pada 31 Desember 2023, Kabupaten Sumedang dilanda serangkaian gempa sebanyak tiga kali, dengan kekuatan masing-masing 4,1 magnitudo, 3,4 magnitudo, dan 4,8 magnitudo.

Sehari setelahnya, tepatnya pada 1 Januari 2024, gempa kembali mengguncang wilayah tersebut dengan kekuatan 4,5 magnitudo. Dampak dari rangkaian gempa ini menyebabkan sekitar 400 rumah mengalami kerusakan dan sekitar 500 orang terpaksa mengungsi ke tempat aman.

Badan Geologi membuat kesimpulan sementara bahwa dampak kerusakan tidak bersifat masif terhadap sarana dan prasarana publik di Kabupaten Sumedang. Informasi juga menyebutkan beberapa kerusakan ringan pada rumah di pemukiman Babakan Hurip.

Dengan merujuk pada data Badan Geologi, diketahui bahwa daerah Sumedang secara umum terdiri dari tanah sedang (kelas D) dan tanah keras (kelas C).

Wilayah ini umumnya terbentuk oleh endapan kuarter yang melibatkan batuan rombakan dari gunung api, seperti breksi gunung api, lava, dan tuff, serta endapan danau. Sebagian dari batuan rombakan gunung api tersebut sudah mengalami pelapukan.

Endapan kuarter, pada umumnya, bersifat lunak, lepas, belum kompak, dan memperkuat efek guncangan, sehingga menjadikannya rawan terhadap gempa bumi.

Dengan mempertimbangkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman dari data BMKG, kemungkinan kejadian gempa bumi tersebut disebabkan oleh aktivitas sesar aktif, khususnya Sesar Cileunyi - Tanjungsari.

Hendra Gunawan, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), menjelaskan bahwa Sesar Cileunyi - Tanjungsari merupakan sesar mendatar yang meluas dari selatan Desa Tanjungsari ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles. Nilai laju gesernya berkisar antara 0,19 hingga 0,48 milimeter per tahun. (ant)

Sentimen: netral (78%)