Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: bandung, Bangkalan
Tokoh Terkait
Pemilih Mesti Kritis, Lihat Kepedulian Capres-Cawapres terhadap Pembangunan
Pikiran-Rakyat.com
Jenis Media: Nasional

PIKIRAN RAKYAT - Infrastruktur dan perkotaan menjadi topik yang dibahas dalam debat Pilpres 2024 pada Jumat, 22 Desember 2023, di Jakarta Convention Center (JCC). Ketiga cawapres akan beradu gagasan ihwal topik tersebut, menunjukkan visi-misinya di depan publik.
Apa saja yang sebetulnya mesti menjadi perhatian capres-cawapres ihwal persoalan infrastruktur dan perkotaan sehingga bisa memikat hati pemilih dan membuat Indonesia maju? Pemerhati budaya urban Jejen Jaelani menilai, capres-cawapres mesti menunjukkan orientasi pembangunan infrastruktur.
"Apa yang harus jadi perhatian adalah, pembangunan itu berbasis apa? Apakah pembangunan berbasis kebutuhan masyarakat atau berbasis industri? Tentu kan beda. Kota yang misalnya melakukan pembangunan besar-besaran, ketika basisnya adalah pemenuhan kebutuhan warga, orientasi pembangunan itu akan melayani kebutuhan warga," kata dosen Institut Teknologi Sumatera itu kepada Pikiran Rakyat, Rabu, 20 Desember 2023.
Menurut dia, pembangunan, tidak jarang ditujukan bukan atas kebutuhan warga tetapi atas kebutuhan investasi. Ketika tujuannya berbeda, hasil yang didapat masyarakat sebagai pengguna akan berbeda pula.
"Mesti dilihat, dan pemilih juga mesti kritis melihat itu (orientasi pembangunan). Pembangunan ke depan misalnya, oleh ketiga capres-cawapres itu orientasinya akan ke mana? Itu pertanyaan yang sangat penting."
Sepeduli apa capres dan cawapres terhadap keseharian orang kota?
Terkait infrastruktur, Jejen menilai, hal itu bergantung kebutuhan. "Misalnya untuk kebutuhan logistik, tentu konektivitas antarkota dan antarpulau karena perekonomian juga salah satunya ditentukan oleh lancar atau tidaknya distribusi logistik, mahal atau tidaknya distribusi logistik, dan seterusnya."
Dengan semakin meratanya infrastruktur, pertumbuhan ekonomi bisa berjalan kian baik. Namun, bila konektivitas logistik tersendat di suatu titik, bisa muncul hal luar biasa.
Rencana para capres-cawapres ihwal pembangunan infrastruktur bisa dilihat dari buku visi-misi masing-masing pasangan. Penulis buku Semiotika Kota: Pertarungan Ideologis di Ruang Urban itu menilai, pemaparan yang ada di dokumen visi-misi tersebut bisa jadi bahan yang ditelisik dan dikritik bersama.
"Untuk perkotaan, untuk urban, apakah misalnya pembangunan itu akan difokuskan ke pembangunan jalan tol, seperti di Bandung, wacananya akan ada jalan tol dalam kota. Maka, pertanyaan kita sebagai warga, apakah seperlu itu? Apakah sedarurat itu?" tuturnya.
"Atau, kita punya pilihan yang lain misalnya pembangunan transportasi publik berbasis rel yang daya angkutnya jauh lebih besar. Efek penurunan karbonnya juga sangat signifikan. Secara mobilitas, warga juga bisa terkoneksi dengan tanpa berpusing-pusing dengan macet. Kita punya pilihan itu," ujarnya.
Dalam debat capres-cawapres, menurut dia, audiens mesti kritis terhadap hal-hal itu. Publik juga mesti mengetahui, seberapa jauh calon pemimpin memikirkan rakyatnya, bukan hanya jargon.
“Ketika mereka (capres-cawapres) sudah menyatakan akan memimpin untuk rakyat, membangun untuk rakyat, mau tidak mau semua lapisan masyarakat harus difasilitasi, di dalam tingkatan kebutuhan yang berbeda-beda, tentu saja,” tutur dia.
Cawapres “belajar lagi” jelang debat
Ketiga cawapres akan beradu gagasan dalam debat resmi Komisi Pemilihan Umum. Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mempersiapkan debat dengan membaca ulang visi-misinya.
Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming mempersiapkan debat dengan mempertajam wawasan perekonomian dan perkotaan dengan menggelar diskusi.
Persiapan juga dilakukan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD. Menghadapi debat, pria asal Bangkalan itu rajin membaca isu ekonomi di koran.***
Sentimen: negatif (96.9%)