Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Tokoh Terkait
Heboh Perdebatan Kata Amin dan Tahiyat, Begini Penjelasan Ulama
Fajar.co.id
Jenis Media: Nasional

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Heboh terkait kelakar Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengenai ibadah salat para pendukung Prabowo-Gibran, beberapa ulama bersuara.
Seperti Pimpinan Tajdidul Iman Makassar, KH. Sudirman, dia mengatakan, salat merupakan ibadah yang telah diatur teknisnya, jumlah rakaatnya, hingga bacaan-bacaannya.
"Salat itu adalah ibadah, dia masuk pada ibadah mahdah. Ibadah yang sudah diatur sedemikian rupa secara teknis waktu, jumlah rakaat, gerakan, dan bacaan-bacaan," ujar KH Sudirman kepada fajar.co.id, Rabu (20/12/2023) malam.
Karena telah diatur sedemikian rupa dalam tuntutan Islam, kata KH Sudirman, maka manusia tidak boleh melakukan improvisasi terlebih masuk pada perkara lelucon.
"Maka tidak wilayah manusia untuk melakukan ijtihad di dalamnya apalagi melakukan pandangan-pandangan, apalagi itu masuk dalam perkara lelucon," lanjutnya.
Apalagi, dikatakan KH Sudirman, jika telah masuk pada perkara main-mainan, hal tersebut sangat tidak pantas dan tidak bagus di dalam agama.
"Apalagi sebagai sosok tokoh, yang menjadi publik figur. Kurang etis lah melakukan itu," KH Sudirman menuturkan.
Dijelaskan KH Sudirman, salat dalam gerakannya, mulai dari tata cara berdiri, takbir, duduk, i'tidal, duduk di antara dua sujud, sampai tasyahud, dan salam telah diatur sedemikian rupa.
"Oleh karena itu, tidak boleh ada hal-hal yang masuk pada pandangan manusia apalagi itu bermaksud mengubah demi sebuah kepentingan perasaan, politik," tandasnya.
Lanjutnya, dalam salat juga sudah diatur, aturan-aturan kaki, menghadap ke kiblat, tidak boleh miring, antara timur dan barat.
"Karena kiblat nabi itu Utara dan Selatan. Jadi, antara Timur dengan Barat. Saat duduk, sudah diatur kaki, saat tasyahud sudah diatur kaki," imbuhnya.
Lebih jauh dituturkan KH Sudirman, begitu juga sudah diatur mengenai pandangan mata. Mata melihat ke mana ketika takbir, di mana ketika rukuk, membaca surah, sampai sujud dan tasyahud.
"Sudah diatur termasuk gerakan-gerakan tangan. Ketika kita tasyahud, sudah diatur di mana letak tangan, ada hadits mengatakan, antara paha dan lutut. Ada juga, pas di atas lutut," KH Sudirman menjelaskan.
"Kemudian posisi tangan, sudah diatur, tentang tata cara tasyahud, itu nabi SAW melipat tangan kanan, dua jari paling ujung, kemudian jari berikutnya dilipat kemudian jari tengah bertemu ibu jari. Bentuk lingkaran," sambung dia.
"Itu cara bertasyahud, kemudian angkat jari, itulah nomor satu. Tasyahud, jangan ditambah-tambah dan dikurangi. Rusak salat itu," katanya.
Dia pun berpesan, jangan bermain-main soal agama hanya untuk kepentingan Politik.
"Untuk kepentingan politik, jangan main-main," ucapnya.
Menyinggung soal membaca "amin" setelah Al Fatihah, KH Sudirman menegaskan, dalam hadits Bukhori dan Muslim begitu juga pada banyak hadits menjelaskan, Rasulullah SAW sesudah mengatakan "ghairil maghdubi alaihim wa laaddhollin", maka diucapkan amin.
"Ini bukan kepentingan politik atau soal rezekinya orang atau sependapat soal itu, kan tidak ada arah ke situ. Bukan tafsir-tasiran dan bukan mau diubah-ubah," terangnya.
KH Sudirman pun berharap, Zulhas bisa segera bertobat dan berubah dan tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama. Sebab, bisa merugikan dirinya sendiri.
"Mudah-mudahan berobat dan berubah. Jangan masalah-masalah agama ini mau diqiyaskan atau dikaitkan dengan perkara seperti itu," kuncinya.
(Muhsin/fajar)
Sentimen: negatif (65.3%)