FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti memberikan reaksi terkait pernyataan Menkopolhukam Mahfud MD mengenai alasan beberapa pejabat melakukan korupsi.

Hal itu dikatakan Mahfud saat hadir acara Halaqoh Kebangsaan dan Pelantikan Majelis Dzikir Al Wasilah di Asrama Haji Padang, Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), pada Minggu (17/12/2023) siang.

Untuk diketahui, kunjungan Mahfud tersebut merupakan salah satu agenda kampanye dirinya sebagai Cawapres selama di Padang.

Mahfud menyebut, alasan seorang suami melakukan korupsi karena istrinya tidak baik dalam rumah tangganya.

"Gajinya Rp 20 juta belanjanya Rp 50 juta. Terpaksa ngutip sana, ngutip sini. Ibu-ibu bertugas menjadi ibu dan istri yang baik. Mendorong suami agar selalu berbuat baik di tempat pekerjaan," kata Mahfud pada acara tersebut.

Tidak terima dengan pernyataan Mahfud, Susi mengatakan secara statistik pelaku korupsi justru lebih banyak dari kaum laki-laki.

"Tidak selalu Pak. Justru secara statistik pelaku korupsi lebih banyak adalah laki-laki," ujar Susi dalam keterangannya di aplikasi X @SusiPudjiastuti (18/12/2023).

Ditekankan Susi, sebuah perbuatan tindak pidana korupsi tidak bisa dikaitkan dengan gender.

"Ndak boleh dong Korupsi dikaitkan dengan genderism," Susi menuturkan.

Menurut Susi, jika seorang suami melakukan tindak pidana korupsi karena atas dorongan istrinya, maka dia bisa disebut bodoh.

"Kalaupun ada karena istrinya, berarti suami itu bodoh, tamak dan memang jahat," tandasnya.

(Muhsin/fajar)