Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Jayapura
Kasus: HAM, Teroris
Tokoh Terkait

Agus Subiyanto
Soal Pendekatan TNI terhadap KKB, Komnas HAM Perwakilan Papua Merespons Begini
Fajar.co.id
Jenis Media: Nasional

FAJAR.CO.ID, JAYAPURA -- Penanganan teroris KKB di Papua dipastikan masih tetap mengedepankan pendekatan lembut atau soft approach, setelah pergantian Panglima TNI.
Bahkan, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto masih akan mengedepankan soft approach dalam menghadapi kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.
Merespons sikap TNI itu, Kepala Komnas HAM Perwakilan Papua, Frits Ramandey mengapresiasi langkah soft approach Panglima TNI dalam penanganan keamanan di Papua. "Saya rasa itu baik," ucap Frits di Jayapura, Minggu (10/12) malam.
Menurutnya pendekatan dialogis menjadi jalan utama di Papua. Namun, yang menjadi catatan penting ialah mengedepankan para tokoh yang betul-betul berada di tengah masyarakat.
"Panglima harus melibatkan tokoh-tokoh yang bekerja di depan, bukannya tokoh-tokoh yang bekerja di dalam ruangan," tegasnya.
Saat ditanyakan langkah langkah hard approach, Frits menilai hal itu justru bakal menimbulkan masalah baru. "Dialogis adalah jalan utama, kalau hard power akan menimbulkan masalah baru," terangnya.
Selain itu, Frits sangat menyayangkan rentetan kekerasan yang terjadi belakang ini hingga menimbulkan korban baik dari aparat maupun warga sipil. "Kami terus berdukacita atas rentetan kejadian hingga adanya korban jiwa," jelasnya.
Dia pun menyarankan agar ada desain supaya kekerasan tidak terulang kembali.
"Perlu ada satu desain di daerah otonomi baru (DOB) untuk penanganan kekerasan-kekerasan, kalau hal itu tidak dilakukan maka siklus kekerasan akan terus terjadi," tuturnya.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto masih akan mengedepankan soft approach dalam menghadapi kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua. Hal tersebut disampaikan Jenderal Agus saat kunjungan ke Papua, Jumat (8/12/2023).
Menurutnya, bila langkah soft approach dan negoisasi tak diindahkan oleh KKB, pihaknya akan menggunakan langkah hard approach.
"Hard approach itu adalah tindakan yang terakhir. Apabila si kombatan itu menggunakan senjata, kami lawan dengan senjata, tetapi sebenarnya itu yang tidak kita harapkan," ujar Jenderal Agus. (jpnn/fajar)
Sentimen: negatif (99.5%)