AYOBANDUNG.COM - Ganjar Pranowo, calon presiden dari PDIP, mendapat sorotan setelah jawabannya dalam acara CSIS pada Selasa, 7 November 2023, menjadi viral di media sosial.

Pertanyaan dari Dubes Jepang, Kanasugi Kenji, yang menggunakan bahasa Inggris memunculkan jawaban yang disebut tidak nyambung oleh sebagian netizen.

Dalam pertemuan tersebut, Kanasugi Kenji, yang datang dengan pakaian batik, bertanya tentang perubahan kebijakan luar negeri yang akan dilakukan Ganjar jika terpilih menjadi Presiden, menggantikan Joko Widodo.

Pertanyaan panjang Dubes Jepang ini diungkapkan dalam Bahasa Inggris, yang kemudian ditanggapi oleh Ganjar Pranowo.

Baca Juga: Salah Ucap Asam Sulfat Baik Dikonsumsi Ibu Hamil, tetapi Survei Terbaru Elektabilitas Gibran Unggul di 10 Lembaga Survei Nasional

Dalam jawabannya, Ganjar menceritakan pengalaman bersama Kaisar Jepang saat berkunjung ke Candi Borobudur.

Cerita ini berkisah tentang ramahnya Kaisar Jepang dan pengalaman terkait budaya salaman yang berbeda.

"Terima kasih pak Dubes, Kaisar Bapak ternyata ramah sekali. Saya mengantarkan Kaisar melihat candi. Kami dikasih tahu bahwa kami tidak boleh salaman, padahal kami ingin salaman. Dan kami disuruh berhenti tidak boleh salaman, padahal kami ingin salaman," kata Ganjar.

"Yang luar biasa adalah, di saat kami berdiri, Pak Kaisar mendatangi kami dan mengajak salaman," ia menambahkan.

Meskipun jawaban ini membuat sebagian netizen merasa tidak nyambung dengan pertanyaan, Ganjar kemudian memberikan klarifikasi.

Ganjar menyebutkan bahwa politik luar negeri Indonesia akan tetap sama, tidak peduli siapapun yang menjadi presidennya.

Meski jawaban awalnya berfokus pada cerita pengalaman pribadi dengan Kaisar Jepang, Ganjar menegaskan bahwa strategi politik luar negeri Indonesia tidak akan mengalami perubahan mendasar.

Baca Juga: Dulu Tabrak Mobil hingga Dua Korban Meninggal, Rasyid Rajasa Anak Hatta Rajasa Kini Nyaleg! Netizen: Fungsi SKCK Apa?

"Apa yang berbeda? Sebenarnya politik luar negeri kita sebenarnya sama di seluruh presiden yang pernah menjabat di republik ini. Tinggal mana yang harus kita cukup serius dan mana yang kemudian menjadi prioritas," ujar Ganjar.

Ganjar Pranowo juga menjelaskan beberapa strategi politik bebas aktif Indonesia, meskipun ia tidak secara rinci menyebutkan perbedaan strategi politik luar negeri yang spesifik dari Presiden Joko Widodo saat ini.

Meski terdapat kontroversi terkait jawabannya, Ganjar tetap menekankan kontinuitas dan keseriusan dalam politik luar negeri Indonesia di masa mendatang.***