Sentimen
Negatif (66%)
7 Des 2023 : 22.00
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Solo

Tokoh Terkait
Pangi Syarwi Chaniago

Pangi Syarwi Chaniago

Herzaky Mahendra Putra

Herzaky Mahendra Putra

Firman Noor

Firman Noor

TKN Bantah Modifikasi Debat Untungkan Cawapresnya: Prabowo-Gibran Itu Satu-satunya yang Pernah Debat Kandidat

7 Des 2023 : 22.00 Views 16

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

TKN Bantah Modifikasi Debat Untungkan Cawapresnya: Prabowo-Gibran Itu Satu-satunya yang Pernah Debat Kandidat

PIKIRAN RAKYAT - Cawapres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), Gibran Rakabuming Raka menegaskan bahwa perubahan format debat capres dan cawapres tidak menguntungkan siapapun, termasuk dia. Menurutnya, format debat yang ada sama saja untuk semua pihak.

"Enggak, enggak menguntungkan, sama aja," ucapnya di Jakarta, Minggu 3 Desember 2023.

Gibran Rakabuming Raka menekankan, akan mengikuti aturan yang ada tentang pelaksanaan debat. Dia juga menegaskan bahwa pelaksanaan debat akan sama saja, baik didampingi atau tidak oleh pasangannya, Prabowo Subianto.

"Sama aja, sama aja, enggak ada yang menguntungkan siapa-siapa," ujarnya.

Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Herzaky Mahendra Putra juga membantah bahwa perubahan format debat akan menguntungkan paslonnya.

“Prabowo-Gibran ini satu-satunya paslon, baik capres maupun cawapresnya, yang pernah mengikuti debat kandidat dalam pemilihan umum langsung. Jadi, kalau ada yang menyebar hoaks atau kebohongan kami takut debat masing-masing, sepertinya salah arah," katanya.

“Yang pantas panik itu kalau surveinya terus di bawah atau ada yang surveinya turun terus. Masyarakat kan memang tidak suka dengan paslon yang jual-jual isu pecah belah bangsa ataupun menakut-nakuti rakyat dengan berbagai isu tak berdasar,“ tutur Herzaky Mahendra Putra menambahkan.

Dia menegaskan bahwa Prabowo-Giran siap dengan format debat apapun yang sesuai dengan aturan UU dan putusan KPU.

Format Debat Dimodifikasi Demi Lindungi Gibran

Peneliti senior pusat riset politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Firman Noor menduga perubahan format debat capres dan cawapres sangat kental dengan nuansa untuk melindungi kelemahan cawapres nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka. Pasalnya, putra sulung Presiden Jokowi itu disebut minim pengalaman.

Modifikasi format depat yang disusun oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) itu pun memunculkan dugaan di sebagian masyarakat. Mereka menuding, ada upaya melindungi kelemahan salah satu calon saat berdebat dengan calon lain.

”Modifikasi seperti ini sebenarnya sudah dianggap berlebihan juga oleh sebagian kalangan karena sangat terasa sekali nuansa melindungi kelemahan dari Gibran," kata Firman Noor, Senin 4 Desember 2023.

"Sebelumnya Pak Maruf yang sudah sepuh mau kok, dipersilakan berdebat. Masa ini yang katanya mewakili generasi muda kayak diduga dilindungi,” ujarnya menambahkan.

Kenapa Menunjuk ke Gibran?

Menurut Firman Noor, Gibran Rakabuming Raka merupakan satu-satunya calon yang memiliki pengalaman terbatas. Publik pun tampak sudah mengetahui bagaimana kualitas Wali Kota Solo tersebut.

“Karena publik juga sudah tahu bagaimana kualitas Gibran, sosok yang memang dipertanyakan kelayakannya untuk bisa memimpin bangsa yang besar ini, salah satunya karena kemampuan berpikir dia yang sangat terbatas,” tuturnya.
Selain itu, Firman Noor melihat modifikasi format debat tersebut juga akan membuat masyarakat, khususnya pemilih, jadi tidak mampu melihat program dan kapabilitas paslon secara utuh. Berbeda jika Capres-Cawapres sendirian dalam sorotan panggung.

"Kita bisa melihat dia apa adanya, mulai dari gestur, cara penyampaian dan yang ditunggu adalah bagaimana dia harus mencerna suatu pernyatan yang tidak mudah dijawab. Di situ kelihatan mana yang berisi dan tidak. Momen-momen ini bisa hilang dengan modifikasi ini,” ucapnya.

Ada Upaya Lindungi Satu Calon

Senada, analis politik dari Voxpol Center Research & Consulting, Pangi Syarwi Chaniago melihat perubahan format debat itu memunculkan kesan di ruang publik terkait adanya upaya untuk melindungi salah satu calon.

“Masyarakat melihat berbeda sekali dengan format sebelumnya, ada apa? Ada kesan di masyarakat formatnya seperti melindungi salah salah calon, agak kaku, tidak original," katanya.

"KPU harus mengakomodir kepentingan dan keinginan masyarakat yang ingin melihat sejauh mana gagasan, pikiran, narasi paslon. Jadi tidak boleh ada ditutup-tutupi apalagi ada format-format berubah,” tutur Pangi Syarwi Chaniago menambahkan.

Pengamat politik dari lembaga survei KedaiKOPI, Hendri Satrio juga menilai bahwa format debat menentukan strategi-strategi politik paslon guna meminimalisir blunder atau kesalahan yang dilakukan.

“Kesalahan terbesar dalam debat itu adalah salah ucap, maka diminamilisir dengan cara sebisa mungkin hanya menyampaikan pidato visi misi saja yang sudah jelas, sehingga saat menyampaikan pandangan pribadi itu blundernya mengecil. Jadi ini tentang strategi menjaga elektabilitas, ini yang sedang dimainkan,“ ujarnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari BBC.***

Sentimen: negatif (66.7%)