PIKIRAN RAKYAT – Para orangtua dibuat khawatir dengan penyebaran pneumonia misterius yang kini marah ditemukan di China. Kasus pneumonia misterius yang diduga muncul dari bakteri mycoplasma ini sudah ditemukan di Jakarta.

Anak-anak menjadi korban yang paling rentan tertular dan mengalami pneumonia misterius ini. Gejala pneumonia misterius ini hampir tak terdeteksi, hingga sering disalahartikan sebagai penyakit demam biasa.

Padahal ada banyak gejala yang muncul dan dialami oleh pasien, saat mengalami pneumonia misterius ini. Ada sejumlah gejala pneumonia misterius yang sudah tercatat dan diamati oleh para dokter di China.

Berikut ini gejala pneumonia misterius yang patut diwaspadai, dikutip dari Mint.com pada Selasa, Desember 2023.

Baca Juga: Mengenal Covid-19 Varian EG.5 ‘Eris’, Strain Baru yang Memicu Kenaikan Kasus di Singapura

Gejala pneumonia misterius Demam Sakit tenggorokan Myalgia Kelelahan Batuk Sesak napas Paru-paru infeksi dan bernanah Buang air besar (BAB) berlebihan dan muntah Rontgen dada upnormal

Jika anak Anda mengalami sejumlah gejala tersebut, maka segera periksakan ke rumah sakit. Mintalah untuk pemeriksaan menyeluruh agar tidak terlambat ditangani.

Sementara itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan cara-cara menghindarkan anak-anak tertular pneumonia misterius. Cara menghindarkan penularan itu tak hanya dilakukan oleh petugas medis, namun juga oleh orangtua.

Cara mencegah penularan pneumonia misterius Meningkatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan mengenakan masker, dan rajin mencuci tangan dengan sabun. Pemberian ASI eksklusif, bagi balita. Memberikan vaksinasi lengkap kepada anak. Memberikan vitamin A dosis tinggi. Upaya mitigasi pemerintah

Adapun upaya mitigasi yang dilakukan pemerintah seiring merebaknya Mycoplasma pneumonia di Indonesia adalah dengan menerbitkan Surat Edaran No. PM.03.01/C/4732/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia. Ada pula beberapa langkah mitigasi lain seperti berikut ini.

IDAI juga menganjurkan fasilitas kesehatan di Indonesia meningkatkan surveilans infeksi sistem pernapasan pada anak, termasuk pneumonia. Dan meningkatkan fasilitas pemerintah untuk pengadaan fasilitas pemeriksaan.

Rumah sakit, klinik, dan puskesmas di Indonesia juga perlu melakukan analisis data dari pasien yang berkunjung atau ditangani, serta data kematian akibat infeksi saluran pernapasan atau pneumonia dari waktu ke waktu. Hal itu memudahkan pihak berwenang melakukan antisipasi jika ditemukan peningkatan kasus.

Namun satu hal yang pasti, IDAI menyarankan agar masyarakat tidak perlu panik dalam menghadapi penyebaran kasus pneumonia misterius ini. Masyarakat hanya harus menjaga kebersihan dan pola hidup sehat untuk mencegah penularan pneumonia misterius tersebut.***