Sentimen
Negatif (98%)
5 Des 2023 : 19.00
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Gunung, Batang

Korban Selamat Cerita Kengerian 'Amukan' Marapi: Tak Ada Tanda-Tanda Erupsi Sebelumnya

5 Des 2023 : 19.00 Views 4

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Korban Selamat Cerita Kengerian 'Amukan' Marapi: Tak Ada Tanda-Tanda Erupsi Sebelumnya

PIKIRAN RAKYAT - Salah satu korban selamat dari erupsi Gunung Marapi, Sumatra Barat, Muhammad Fadli (20) menceritakan pengalamannya berhasil selamat dari 'amukan' gunung berapi tersebut. Dia bersama temannya mengaku tidak merasakan adanya tanda-tanda gunung akan erupsi.

Dia memutuskan untuk naik ke Gunung Marapi pada Sabtu 2 Desember 2023 bersama 17 orang temannya. Mereka terdiri dari 12 laki-laki dan lima perempuan.

Muhammad Fadli mengatakan, 'tidak ada firasat' apapun pada saat mendaki Gunung Marapi dengan ketinggian hampir setara dengan Gunung Merbabu di Jawa Tengah itu. Mereka mendaki seperti biasa, dan saling membantu dalam segala hal.

Kemudian pada Minggu 3 Desember 2023, dia dan belasan temannya langsung menuju puncak untuk melihat matahari terbit dan menikmati pemandangan. "Sebelum menuju puncak, kami sempat makan terlebih dulu. Karena pagi itu kami cukup lapar," ucap Muhammad Fadli di RSUD Padang Panjang, Senin 4 Desember 2023.

Di puncak Gunung Marapi, dia bersama temannya berfoto dan bersenda gurau sembari menikmati pemandangan yang indah. "Sungguh tidak saya sangka gunung akan erupsi. Karena tidak ada tanda-tanda yang kami rasakan," kata Muhammad Fadli.

Selamat dari 'Amukan' Marapi

Gemuruh dari kawah Gunung Marapi serta guncangan pada Minggu 3 Desember 2023 siang membuat Muhammad Fadli dan 17 rekannya terkejut. Dia pun langsung mencari tempat berlindung di balik bebatuan cadas.

Pada saat itu, dia berada di sekitar puncak gunung dengan ketinggian 2.891 meter dari permukaan laut (Mdpl).

"Saat mendengar gemuruh dan merasakan guncangan itu, saya langsung bersembunyi bersama tiga teman saya," ujar Muhammad Fadli.

Suara gemuruh tersebut hanya awal dari proses erupsi Gunung Marapi. Pada saat bersembunyi di balik batu, dia melihat batu berukuran kepalan tinju orang dewasa melayang-layang.

"Saat salah satu batu menuju ke saya, saya menepisnya dengan tangan kosong yang mengakibatkan jari saya patah," tutur Muhammad Fadli.

Batu selanjutnya kemudian mendarat di bagian kaki kiri pemuda itu, yang membuat tulangnya patah. Tak lama kemudian, asap hitam menyelimuti langit.

Lalu, asap hitam dan debu pekat membekap mata Muhammad Fadli. Dia benar-benar tidak bisa melihat di sekitarnya.

"Saat itu kami tetap bersembunyi di balik batu dan saya tidak mengetahui lagi tentang teman-teman saya yang lain," ucapnya.

Batu yang beterbangan juga menghantam bagian kepala salah satu temannya hingga hampir kehilangan kesadaran. Di tengah situasi asap hitam dan debu disertai hujan batu, Muhammad Fadli yang pada saat itu masih bersama tiga rekannya perlahan-lahan bergerak turun. Mereka berusaha menghindari awan panas.

"Kami terus mencoba bergerak ke arah bawah dengan terus mencari tempat bersembunyi di bebatuan. Saya mencoba bergeser ke bawah itu, untuk mencari jaringan (sinyal) untuk menghubungi pihak pos penjagaan dan meminta agar kami dijemput," katanya.

Setelah mendapat beberapa batang sinyal di layar ponsel, Muhammad Fadli langsung menghubungi pihak Basarnas dan menyampaikan situasi dan keadaannya. "Pihak Basarnas meminta agar saya menunggu di sebuah pertigaan dan nanti katanya akan dijemput ke sana," ujarnya.

Setelah menunggu kurang lebih delapan jam, akhirnya yang ditunggu pun sampai di tempat yang sudah dijanjikan untuk penjemputan. "Saat tim evakuasi sampai di tempat itu, akhirnya saya bisa lega. Karena saya dan tiga teman saya akhirnya bisa selamat walaupun dalam keadaan luka-luka," tutur Muhammad Fadli.

Pada saat dievakuasi, dia mengalami luka patah tulang, besut, dan luka bakar di punggungnya. Kondisi ini membuatnya harus digendong anggota tim penyelamat yang melakukan penjemputan. Namun lukanya terasa perih, sehingga dia harus ditandu.

"Setelah tiga jam ditandu, akhirnya saya sampai ke pos evakuasi dan akhirnya saya bawa menggunakan ambulans ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) ini," ujar Muhammad Fadli, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari BBC, Selasa 5 Desember 2023.***

Sentimen: negatif (98.5%)