Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam, Hindu
Kab/Kota: Bekasi, Cirebon, Tasikmalaya, Demak, Sumur Batu
Warga Bekasi Sudah Tahu? Begini Asal Usul Nama Bantargebang, Kecamatan di Bekasi yang Diambil dari ...
Ayobandung.com
Jenis Media: Nasional

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Begini sejarah dan asal usul nama Kecamatan Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.
Setiap daerah memiliki asal usul yang tersimpan, dan beberapa diantaranya memiliki keunikan salah satunya Bantargebang.
Nama Bantargebang sendiri ternyata bukan sembarang diambil loh, ada sejarahnya ketika pemberian nama tersebut.
Khususnya warga Bekasi, apakah pernah terlintas di pikiran mengapa kecamatan ini dinamakan Bantargebang?
Bantargebang salah satu kecamatan di Bekasi yang dikenal sebagai pusat pengelolaan sampah yang besar.
Hal ini menjadi sangat menarik untuk menggali asal usul kecamatan satu ini.
Terdapat 4 kelurahan yang terdiri dari Kelurahan Bantargebang, Kelurahan Cikiwul, Kelurahan Ciketing, dan Kelurahan Sumur Batu.
Sejarah Singkat Kecamatan Bantargebang
Pada zaman dulu, warga sekitar mayoritas menganut agama Hindu dan daerah Bantargebang menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam.
Pada abad ke-16, Bantargebang menyaksikan kedatangan Syarif Hidayat, menantu dari pendiri Demak yaitu Raja Fatah.
Hal itu terjadi ketika sebelum masa pemerintahan kolonial Belanda berkuasa di Indonesia.
Setelah menyelesaikan tugasnya di Cirebon, Tasikmalaya, hingga Banten, Syarif Hidayat sampai di Bantargebang.
Kedatangannya ke Bantargebang bertujuan untuk menyebarluaskan agama Islam serta mengurus pemerintahan atas utusan Raja Demak.
Namun, pada saat ia datang, peristiwa tak terduga terjadi.
Di perkampungan itu sedang ada sebuah acara hajatan, yang di mana seorang anak kecil disunat dan terus menangis.
Sehingga hal itu sangat membingungkan para warga, karena tidak ada cara satu pun untuk membuah anak tersebut berhenti menangis.
Sambil menangis, anak tersebut terus menyebutkan suatu permintaan yang tidak dimengerti oleh satu pun orang di sana.
Namun, ketika Syarif Hidayat menyaksikan, ia langsung memahami bahwa anak tersebut meminta Ban (sabuk) yang terletak di Pohon Gebang di halaman.
Kemudian Ban tersebut diambilkannya, dan sesaat setelah itu anak tersebut berhenti menangis.
Para warga yang menyaksikannya pun dibuat terkesan oleh Syarif Hidayat pada sejak itu.
Begitulah asal usul nama Bantargebang, yang diambil dari kata Ban, Latar dan Gebang.
Baca Juga: UMP Jateng 2024 Naik 4,02 Persen, Upah Minimum Kota Surakarta Tetap Tidak Tembus Rp3 Juta?
Hal itu tentunya memiliki arti yaitu Ban berartikan sabuk atau amben, Latar merujuk kepada tempat atau pelataran, dan Gebang adalah nama sebuah pohon.
Dengan demikian, Bantargebang memiliki arti sebuah sabuk yang diambil dari sebuah pohon.
Dari peristiwa itu, Syarif Hidayat menetap di kampung Bantargebang dan memiliki nama lain yaitu Mbah Kyai Wali Husein atau yang dikenal Mbah Husein.
Demikian asal usul nama Bantargebang yang diambil dari sebuah sabuk yang terletak di sebuah pohon Gebang.
Serta sejarah mengenai Syarif Hidayat menantu dari pendiri Demak yaitu Raja Fatah, untuk menyebarkan agama Islam.***
Sentimen: netral (50%)