Sentimen
YKI: Dukungan Keluarga Penting bagi Kualitas Hidup Pasien Kanker
Koran-Jakarta.com
Jenis Media: Nasional

JAKARTA - Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Profesor Dr dr Aru Wisaksono Sudoyo Sp PD-KHOM, FACP, menekankan bahwa dukungan keluarga dan lingkungan terdekat berperan penting terhadap peningkatan kualitas hidup pada pasien kanker.
"Hanya kita yang bisa mengurangi angka kanker di Indonesia, yakni mulai dari keluarga. Bahwa pasien kanker, kanker apapun, terutama kita bicara kanker paru saat ini, tidak akan bisa survive sendiri tanpa dukungan dari keluarga dan orang-orang di sekitarnya," kata Aru dalam Konferensi Pers Bulan Kesadaran Kanker Paru di Jakarta, Jumat (24/11).
Aru mengatakan setiap pasien memiliki kondisi yang berbeda-beda, baik fisik dan juga mental. Maka sistem pendukung mulai dari perawat, tenaga medis, hingga orang-orang terdekat pasien memegang peranan vital dalam terapi yang dijalankan pasien.
Baca Juga :
Menkes Minta Rumah Sakit Gencarkan Deteksi Dini Kanker untuk Cegah Kematian
Sistem pendukung diharapkan dapat menjadi sumber kekuatan bagi para pasien kanker untuk menjalani ragam perawatan. Pasien juga diharapkan memiliki optimisme di dalam pengobatannya untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
"Kalau di Indonesia, yang sakit kanker itu bukan hanya satu orang, tapi seluruh keluarga. Dan ini dari pengalaman kami, baik di tempat praktik maupun di luar, bahwa berhubungan dengan keluarga itu amat sangat penting," ujar dia.
Aru mengingatkan bahwa pengobatan kanker lebih mudah dilakukan apabila penyakit tersebut ditemukan saat stadium dini. Oleh sebab itu, dia berharap pasien kanker juga mau berjuang bersama-sama agar bisa mencapai peningkatan kualitas hidup.
Di samping itu, pihak keluarga juga diharapkan membekali diri dengan pengetahuan mengenai perawatan paliatif. Pengetahuan ini bisa didapatkan, salah satunya melalui komunitas pendukung seperti Yayasan Kanker Indonesia. Dengan pengetahuan yang cukup, keluarga diharapkan mampu merawat pasien dengan lebih baik.
"Kita bisa merawat dengan baik kalau kita mendapat 'senjata' (pengetahuan). Tapi prinsipnya adalah support. Kalaupun tidak belajar (perawatan) paliatif, support itu akan sangat penting. (Dukungan) moril, tidak ikut nangis bersama pasien dan tidak ikut stres. Itu yang penting," kata Aru. Ant/I-1
Baca Juga :
Ayo Jaga Kesehatan, Ternyata Kanker Jadi Penyakit Biaya Tertinggi Kedua Setelah Jantung
Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Antara
Sentimen: positif (97%)