Yogyakarta, Gatra.com – Tim pemenangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menargetkan perolehan suara lebih dari 50 persen di Yogyakarta. Sedangkan tim pemenangan pengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar hanya menargetkan perolehan 40 persen.

Usai ditetapkan oleh KPU, partai pengusung ketiga pasangan capres-cawapres di Yogyakarta mengaku sudah mulai bekerja untuk meraih target perolehan suara yang ditetapkan.

Dari tim pengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Sekretaris DPD PDIP Yogyakarta Totok Hedi Santosa mengatakan pihaknya menargetkan memperoleh 70 persen suara pada pilpres 14 Februari.

Totok mengakui target perolehan suara di Yogyakarta tidak akan mudah dicapai. Namun mengingat adanya keterkaitan Ganjar dengan keistimewaan Yogyakarta, itu akan menjadi pembeda.

“Yogyakarta kan istimewa. Salah satu yang golkan UU itu panja (panitia kerja) ya Ganjar. Sehingga upaya kita sama-sama berjuang untuk keistimewaan," ujar Totok kepada wartawan, Selasa (14/11).

Totok meyakini Gibran Rakabuming Raka yang merapat ke Prabowo Subianto tidak akan berpengaruh kepada perolehan suara di Yogyakarta.

Kepala Badan Pemenangan Pemilu DPD Golkar Yogyakarta, John S Keban, juga mengatakan partainya memastikan memasang target perolehan suara sebesar 70 persen untuk pasangan Prabowo-Gibran.

“Ini target yang sama saat Presiden Jokowi maju 2019 lalu. Kami pastikan 70 persen akan diraih Prabowo dan Gibran. Koordinasi, konsolidasi, hingga membangun relawan-relawan di berbagai daerah harus kita lakukan,” jelasnya.

Terlebih hadirnya Gibran dari generasi muda menjadi kunci meraih suara dari pemilih muda. Gibran menjadi representasi pemilih muda pada Pemilu 2024 mendatang.

"Jadi DIY, anak muda banyak sekali pemilihnya. Dengan demikian kami yakin mereka akan mendukung penuh," ucap Keban.

Target berbeda disampaikan Sekretaris DPW Nasdem Yogyakarta, Suharno, yang mengusung pasangan Anies-Imin. Nasdem menargetkan mendapatkan suara 40 persen.

“Target 40 persen sangat realistis dan perkembangannya terus berjalan dari tingkat basis maupun relawan," ungkap Suharno.

Sebagai daya tarik pasangan Anies-Imin, partai pengusung di Yogyakarta menawarkan bibit, bebet, dan bobot keduanya. Dimulai dari bebet, sisi pendidikan keduanya tidak bisa diragukan.

Bibit keduanya juga sudah jelas bahwa mereka keturunan pahlawan. Selain itu, kata Keban, Anies memiliki latar belakang pendidikan yang jelas dari SMPN 5 Yogyakarta, ke SMAN 2 Yogyakarta, dan UGM.

"Jadi Anies bagian dari Yogyakarta, kemudian tanpa mengecilkan yang lain kita tetap bergerak baik organisasi kemasyarakatan dan jaringan struktural," kata dia.

42