Sentimen
Positif (98%)
13 Nov 2023 : 04.50
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Grup Musik: Coldplay

Tokoh Terkait

Chris Martin Coldplay Bukan Pendukung LGBT, tapi Mengidap Synaesthesia

13 Nov 2023 : 04.50 Views 32

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Chris Martin Coldplay Bukan Pendukung LGBT, tapi Mengidap Synaesthesia

PIKIRAN RAKYAT - Grup asal Inggris, Coldplay akan menggelar konser bertajuk Music of the Spheres World Tour di Jakarta, Indonesia pada 15 November 2023 mendatang.

Namun kedatangan Chris Martin CS ke Jakarta menuai pro kontra. Ada sekelompok yang menolak kedatangan Coldplay karena dituduh sebagai pendukung Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender atay LGBT.

Hal tersebut dianggap bertentangan dengan norma agama dan hukum islam di Indonesia yang menolak gerakan LGBT. Setelah ditelusuri, ternyata Chris Martin mengidap Synaesthesia, bukan pendukung LGBT.

Apa itu Synaesthesia?

Synaesthesia bukanlah penyakit, tetapi kondisi neurologis yang menghasilkan pengalaman sensorik yang tidak biasa. Dalam synaesthesia, stimulasi pada satu indra menghasilkan respons atau pengalaman pada indra lainnya. Dalam kata lain, seseorang dengan synaesthesia dapat mengalami penggabungan atau percampuran indra yang tidak biasa.

Contohnya, seseorang dengan synaesthesia mungkin melihat angka atau huruf dengan warna tertentu. Ini berarti ketika mereka melihat angka 3, mereka mungkin melihatnya sebagai warna hijau, sedangkan angka 5 mungkin mereka lihat sebagai warna merah. Ada juga bentuk synaesthesia lainnya, seperti melihat rasa, mendengar bentuk, atau merasakan aroma saat melihat sesuatu.

Baca Juga: Kenapa Coldplay Dianggap Pro LGBT? Ini Alasannya

Synaesthesia bukanlah gangguan atau penyakit yang memerlukan pengobatan. Secara umum, orang-orang dengan synaesthesia hidup dengan pengalaman ini sepanjang hidup mereka dan mereka menganggapnya sebagai bagian yang unik dari cara mereka berinteraksi dengan dunia. Bagi beberapa orang, synaesthesia bahkan bisa menjadi sumber inspirasi dalam seni, musik, atau penulisan.

Dalam wawancara dengan NME, Chris Martin menyatakan bahwa dia mengidap Synaesthesia, dan kondisi ini sering hadir secara tiba-tiba di benaknya. Namun, dia menganggap kondisi ini sebagai sesuatu yang wajar bagi seorang penyanyi.

"Menurut saya ini bukan hal yang aneh bagi penulis lagu," kata Chris martin.

Kondisi Synaesthesia yang dialami Chris Martin ini terjadi ketika menulis lagu baru. Misalnya, ketika dia memutuskan tema warna dalam album baru, tiba-toba muncul warna lain di benaknya.

Dalam konteks Chris Martin dari Coldplay, jika dia mengidap Synaesthesia, itu bisa berarti bahwa dia mengalami pengalaman sensorik tambahan atau hubungan yang tidak biasa antara berbagai jenis sensasi, mungkin dalam konteks musik atau penciptaan seni.

Kondisi Synaesthesia yang dialami Chris Martin terjadi ketika dia membuat album A Head Full of Dreams. Oleh karena itu, sampul album hingga konser Coldplay penuh dengan warna, bukan karena mendukung LGBT.

Baca Juga: Penjajah Israel Berdusta, Ralat Jumlah Korban Tewas dari 1.400 Jadi 1.200 Orang

Apakah Coldplay Pro LGBT?

Berbeda denga pengakuan Chris Martin yang mengidap Synaesthesia, situs SDLGBTN melaporkan, Coldplay dianggap sebagai band yang mendukung gerakan LGBT. "Ya, Coldplay mendukung kebanggaan gay," kata situs tersebut.

Selain memberikan dukungan, Coldplay disebut sebagai donatur gerakan LGBT dari hasil pendapatan konser mereka.

"Coldplay juga menjadi pendukung persamaan hak, tanpa memandang orientasi seksual dan mendonasikan hasil konsernya untuk organisasi yang bekerja untuk melawan diskriminasi kaum LGBT," ujarnya melanjutkan.

Meski para personel Coldplay belum memberikan tanggapan terkait klaim tersebut, namun ada beberapa bukti bahwa Chris Martin CS sangat menghormati gerakan LGBT, salah satunya ketika mengibarkan bendera pelangi di konsernya.

Selain itu, Chris Martin juga pernah mengungkapkan sangat menghormati kaum LGBT sebagai hak asasi manusia. Menurutnya, kaum LGBT berhak mendapatkan kesamaan hak dan menjadi bagian dari kebebasan mencintai diri sendiri.***

Sentimen: positif (98.1%)