Sentimen
Positif (33%)
8 Nov 2023 : 06.05
Informasi Tambahan

Kasus: nepotisme

Lawan Kerakusan Penguasa!

8 Nov 2023 : 06.05 Views 5

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

Lawan Kerakusan Penguasa!

“Nearly all men can stand adversity, but if you want to test a man’s character, give him a power.”

KUTIPAN yang diucapkan seorang politikus Amerika, Robert G. Ingersoll, untuk memberikan kredit kepada Presiden Amerika ke-16, Abraham Lincoln, ini menarik untuk direfleksikan dalam kaitannya dengan kekuasaan (Reuters, 4/08/2021).

Setiap manusia bisa saja tahan dari kesengsaraan, namun karakter ‘asli’ seseorang akan terlihat jika ia diberi kekuasaan. Artinya seorang pemimpin akan benar-benar diuji kualitasnya ketika ia sedang menduduki jabatan tertinggi.

Kekuasaan yang ia miliki akan memperlihatkan apakah ia seorang figur yang baik dan bertanggung jawab atau justru malah menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi atau golongannya sendiri.

Apa itu kekuasaan?

Menurut C. Wright Mills, kekuasaan adalah dominasi, yaitu kemampuan untuk melaksanakan kemauan kendatipun orang lain menentangnya (T. Liang Gie, 1986).

Sementara, Max Weber, mengatakan bahwa kekuasaan adalah kemampuan untuk, dalam suatu hubungan sosial, melakukan kemauan sendiri sekalipun mengalami perlawanan dan apa-pun dasar kemampuan ini (M. Budiardjo, 1983)

Mengapa orang memburu kekuasaan?

Sepanjang sejarah peradaban manusia kekuasaan memang memiliki daya pikat yang luar biasa bagi pemiliknya. Dengan memiliki kekuasaan, ia punya kebebasan untuk melakukan sesuatu yang ia kehendaki dan memiliki kemampuan untuk mengubah banyak hal sesuai dengan kehendaknya.

Selain itu, kekuasaan juga memberikan kehormatan, wewenang, hak membuat kebijakan, popularitas, otoritas memerintah, dan banyak privilese lainnya sehingga sebagai besar orang berpandangan memiliki kekuasaan akan mempermulus karier dan mempermudah hidup mereka.

Namun, kekuasaan ibarat dua sisi mata uang. Jika berada di tangan yang tepat, maka kekuasaan akan memberikan dampak dan manfaat baik untuk orang lain serta lingkungannya. Namun apabila kekuasaan disalahgunakan, maka bahaya dan masalah adalah konsekuensinya.

Penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) merujuk pada tindakan yang dilakukan oleh pejabat publik atau penguasa dengan agenda kepentingan tertentu, demi kepentingan individu maupun kelompok atau korporasi (Hafis & Yogia, 2017).

Lalu apa saja bahaya dari penyalahgunaan kekuasaan?

Pertama, penguasa berpotensi melakukan kekuasaan terpusat dan mengupayakan berbagai strategi memperpanjang masa kekuasaannya. Banyak penguasa mengejar privilese yang didapatkan dari kekuasaan sehingga membuat mereka enggan mundur.

Oleh karena itu, potensi terjadinya politik dinasti dan praktik nepotisme sangat dimungkinkan dan bukan tidak mungkin sang penguasa akan mempersiapkan penerusnya yang masih kerabatnya untuk berkuasa demi menjamin dirinya ketika tidak lagi berkuasa.

Sentimen: positif (33.3%)