FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat Media Sosial (Medsos) Lukman Simanjuntak, memberikan reaksi terkait dukungan pada Jenderal terhadap Capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

"Jendral orba seperti Wiranto, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agum Gumelar, AM Hendropriyono sudah ikut mendukung duluan," ujar Lukman dalam keterangannya di aplikasi X (7/11/2023).

Tambahnya, selain nama-nama tersebut, ada mantan istri Prabowo, Titiek Soeharto yang turut memberikan dukungan.

"Sekarang giliran Titiek Soeharto," ucapnya.

Melihat dukungan dari nama-nama tersebut, Lukman menyebut tidak aneh jika rezim Presiden Jokowi dijuluki sebagai orde baru versi 2.0.

"Tidak aneh sih kalau rezim Jokowi layak dijuluki Orde Baru ver 2.0," tandasnya.

Seperti diketahui, Capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto, semakin mengokohkan posisinya dalam persaingan Pilpres 2024.

Prabowo saat ini semakin kokoh dengan mendapatkan dukungan kuat dari sejumlah jenderal senior dan tokoh berpengaruh.

Mantan Presiden dan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) misalnya, dia menjadi bagian dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) sejak Demokrat bergabung.

Selain SBY, Agum Gumelar, mantan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), dan AM Hendropriyono, mantan Kepala Badan Intelijen Negara, juga secara resmi menyatakan dukungan mereka terhadap Prabowo.

Selain itu, ada juga Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia, Wiranto.

Mereka menyebut, Prabowo sebagai figur yang kharismatik dan berpengalaman yang dapat membawa perubahan positif bagi bangsa Indonesia.

Dukungan tak hanya datang dari kalangan militer dan mantan jenderal.

Titiek Soeharto, putri mendiang Presiden Soeharto, juga turut memberikan dukungannya kepada Prabowo.

Titiek tidak menampik untuk mengatakan, Prabowo memiliki visi yang kuat dan komitmen untuk memajukan bangsa Indonesia.

Dukungan yang masif ini telah memperkuat posisi Prabowo Subianto dalam pertarungan politik menuju Pilpres 2024.

Hal tersebut seiring berjalannya waktu semakin menambah ketegangan dalam arena politik Indonesia menjelang pemilihan presiden mendatang.

(Muhsin/fajar)