Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: Teroris
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Apa Tujuan Asli Benjamin Netanyahu? Dokumen Rahasia Intelijen Israel Bocor di Internet
Pikiran-Rakyat.com
Jenis Media: Nasional

PIKIRAN RAKYAT - Diduga dokumen rahasia pemerintahan Israel bocor hingga menimbulkan kontroversi besar. Pasalnya, dalam dokumen tersebut terbongkar rencana asli Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.
Bukan hanya memusnahkan 'teroris' Hamas, dokumen menunjukkan Israel sedang berupaya menekan dan mendorong warga Gaza agar seluruhnya pergi ke padang Sinai Mesir.
Dokumen setebal 10 halaman itu kini tersebar di media sosial, utamanya X (dulu Twitter). Sepekan setelah serangan Hamas, tepatnya 13 Oktober 2023, diduga Kementerian Intelijen Israel menyiapkan dokumen tersebut.
Ditulis dalam bahasa Hebrew, berikut selengkapnya poin-poin penting dokumen yang sudah diterjemahkan:
Baca Juga: Ramai Seruan Boikot Produk Pendukung Israel, Begini Sikap Kemenperin
1. Rencana Mengirim Warga Palestina ke Mesir
Isi dokumen dengan jelas mengungkapkan tujuan utama PM Netanyahu, untuk mengirimkan warga Palestina yang selama ini tinggal di Gaza ke Sinai, Mesir.
Strategi yang hendak digunakan, sebelum dimulainya serangan darat di Gaza, Israel pertama-tama akan memberitahu masyarakat Gaza utara untuk pergi ke Gaza selatan. Kemudian setelah berkumpul di selatan, barulah mereka didorong pergi ke Mesir.
Setelah operasi Gaza utara bergerak menuju Gaza selatan. Titik penyeberangan Rafah Mesir yang berdekatan dengan Gaza selatan harus dibiarkan kosong selama operasi militer, sehingga orang Palestina bisa melarikan diri ke sana dengan mudah.
Permukiman tenda dan kota harus didirikan di wilayah utara Sinai di Mesir sehingga warga Palestina dapat ditampung di sana. Dokumen ini pertama kali muncul di Mekomit, sebuah situs berbahasa Ibrani. Menurut laman tersebut, dokumen sudah diverifikasi oleh Kementerian Intelijen Israel.
Baca Juga: 31 Jurnalis Terbunuh dalam Genosida di Gaza, 4 Diantaranya Warga Asal Israel
2. Bantahan Benjamin Netanyahu
Kantor PM Netanyahu mengatakan bahwa dokumen tersebut hanyalah sebuah angan-angan dan sebuah 'konsep', bukan benar-benar rencana yang akan terlaksana.
Namun setelah dokumen terungkap, baik pemerintah Palestina maupun Mesir mengecam keras. Mesir merasa Israel menyeret negaranya ke dalam konflik. Masuknya sejumlah besar pengungsi ke Mesir akan menimbulkan masalah.
3. Ketakutan Palestina
Palestina merasa melalui rencana tersebut, Israel bermaksud menduduki seluruh Gaza dan mengusir mereka sepenuhnya.
"Kami menentang pengiriman warga Palestina ke mana pun seperti ini. Jika upaya seperti itu dilakukan, maka hal itu tidak akan dibiarkan terjadi. Apa yang terjadi pada tahun 1948 tidak akan terulang kembali," kata juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rudaineh, dikutip dari NDTV, Kamis, 2 November 2023.
Baca Juga: Perbedaan antara Yahudi, Zionis, dan Israel, Tumpang Tindih Agama, Ideologi, dan Politik
4. Nasib Warga Gaza
Israel menyerobot masuk pada tahun 1948. 75 tahun sudah warga Palestina dipaksa meninggalkan rumah mereka dan wilayah yang sekarang dinamai Israel atas persetujuan PBB.
Di Palestina, tragedi pencaplokan wilayah itu dikenal dengan sebutan perang “Nakba” yang artinya malapetaka. Warga Palestina mengungsi dari wilayah yang kini menjadi wilayah Israel, mengunci rumah mereka dengan harapan mereka akan kembali ketika sudah ada perdamaian.
Namun hingga saat ini mereka belum bisa kembali. Israel tidak mengizinkan mereka kembali. Populasi warga Palestina kini mencapai enam juta jiwa dan selain di Tepi Barat, mereka tinggal di kamp pengungsi di Lebanon, Suriah, dan Yordania. Sebagian besar penduduk Gaza juga merupakan pengungsi Palestina yang terpaksa meninggalkan wilayah perbatasan Israel saat ini.
5. Pergerakan Tentara Israel
Tentara Israel disinyalir ingin mengurung seluruh penduduk Palestina di Gaza selatan dengan membagi Gaza utara dan selatan karena wilayah utara merupakan tempat pusat utama Hamas. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) besar kemungkinan berencana menghabisi Hamas sepenuhnya.
Dari 1,1 juta jiwa di Gaza utara, perang telah memaksa sekitar 800 ribu orang pindah ke Gaza selatan. Jika rencana Netanyahu di Sinai benar-benar dilaksanakan, maka kemarahan negara-negara Arab akan sulit dihindarkan. ***
Sentimen: negatif (99.8%)