Sentimen
Negatif (99%)
1 Nov 2023 : 11.19
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Tesla

Media Asing Soroti Suku Hongana Manyawa di Halmahera, Ancaman Genosida Ulah Penambang Nikel

1 Nov 2023 : 11.19 Views 8

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Media Asing Soroti Suku Hongana Manyawa di Halmahera, Ancaman Genosida Ulah Penambang Nikel

PIKIRAN RAKYAT - Media asing geram soroti nasib salah satu suku di Indonesia, yaitu Hongana Manyawa, penjaga hutan hujan Halmahera, di Maluku Utara. Pasalnya, beredar rekaman anggota suku usir penambang nikel yang mengancam wilayah mereka.

Video viral kemarin, 30 Oktober 2023 di media sosial. Suku yang hidup terpisah jauh di dalam hutan dan tak pernah berkontak dengan masyarakat lain ini mengacungkan tombak di tepi hutan dekat tambang nikel.

Anggota Hongana Manyawa memperingatkan pekerja perusahaan penebangan kayu untuk menjauhi wilayah mereka. Mereka berdiri hanya beberapa meter dari buldoser yang siap menghancurkan hutan.

Adapun media asing yang ikut menaruh perhatian pada suku di Maluku Utara tersebut adalah organisasi Survival International. Pegiat lingkungan dunia nyatanya sejak lama telah memperingatkan 'bencana' hak asasi manusia di pulau Halmahera.

Baca Juga: Pengetahuan Umum: Jumlah Suku di Indonesia dan Persentasenya

Menurut mereka, operasi penebangan kayu dan penambangan nikel sudah terlalu jauh menembus hutan hujan masyarakat Hongana Manyawa hingga ditakutkan adanya genosida atau pembasmian penduduk asli setempat.

“Survival telah berkampanye melawan potensi genosida sejak tahun lalu, dan video ini adalah bukti nyata dari apa yang selalui kami katakan, bahwa operasi penambangan di Halmahera kini merambah jauh ke dalam hutan hujan di wilayah tersebut. Hongana Manyawa," ucap Direktur Survival International, Caroline Pearce, dikutip Selasa, 31 Oktober 2023.

"Jika mereka terus melanjutkan setelah melihat video ini, maka hal tersebut merupakan tindakan yang sangat mengejutkan dan brutal yang mengabaikan hukum internasional dan kehidupan manusia," katanya lagi.

Organisasi ini mengklaim para oknum pengusaha yang tak bertanggung jawab akan melakukan penebangan di kawasan hutan hujan luas di Pulau Halmahera, untuk kemudian dijadikan lokasi tambang nikel.

Baca Juga: Tetua Suku Baduy Tak Ingin Ada Internet di Wilayahnya: Hanya Baduy Dalam, Kita Tak Sebebas Daerah Lain

Perusahaan termasuk Tesla diketahui menginvestasikan miliaran dolar, demi menjadikan Indonesia sebagai produsen nikel utama di pasar baterai mobil listrik. Perusahaan Perancis, Jerman, Indonesia, dan Cina terlibat dalam pertambangan di Halmahera.

Dalam video yang viral itu, dua pria Hongana Manyawa mengisyaratkan mereka tak ingin pihak luar datang lebih jauh ke dalam hutan. Para pengemudi buldoser justru menyalakan mesin makin kencang sebagai respons, sehingga dua anggota suku itu lantas ketakutan dan melarikan diri.

"Tolong hentikan penjarahan, pengrusakan, dan perusakan hutan yang menjadi rumah suku Hongana Manyawa," ucap salah seorang masyarakat adat dari suku tetangga di Halmahera, yang enggan disebutkan namanya.

Nyawa Ratusan Anggota Suku Hongana Manyawa Kian Terancam

Baca Juga: Bantuan ke Gaza Dibatas 20 Truk Sehari, Menlu Retno: Seperti Setetes Air di Lautan

Diperkirakan ada 300 hingga 500 orang Hongana Manyawa di pedalaman hutan Halmahera. Sebagian besar wilayah mereka telah dialokasikan untuk perusahaan tambang. Di banyak wilayahnya, ekskavator sudah mulai bekerja.

Video viral ini diambil di dekat konsesi Weda Bay Nickel (WBN), perusahaan yang sebagian dimiliki Perusahaan Tambang Perancis Eramet, dan punya konsesi pertambangan sangat besar di pulau tersebut. Wilayahnya tumpang tindih dengan tempat tinggal Hongana Manyawa yang belum tersentuh.

WBN mulai menambang pada tahun 2019 dan kini mengoperasikan tambang nikel terbesar di dunia. Rencananya, Eramet akan bermitra dengan Perusahaan kimia Jerman BASF, untuk membangun kompleks pemurnian di Halmahera.

Hutan hujan Halmahera biasanya ditebang sebelum ditambang untuk menghasilkan nikel. Penghancuran tanah suku Hongana Manyawa adalah tindakan ilegal menurut hukum internasional. Sejatinya, harus ada Persetujuan Bebas Didahulukan dan Diinformasikan dari Suku Hongana Manyawa untuk setiap proyek industri di wilayah mereka. ***

Sentimen: negatif (99%)