Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: korupsi
Tokoh Terkait
Mahfud Sebut Banyak Transaksi Gelap di Kementerian
Kompas.com
Jenis Media: Nasional
/data/photo/2023/10/23/653659e01f803.jpg)
JAKARTA, KOMPAS.com- Bakal calon wakil presiden Mahfud MD mengungkapkan, terdapat transaksi gelap terkait penerbitan izin hingga penetapan proyek di sejumlah kementerian.
Hal ini ia sampaikan saat menjawab pertanyaan masyarakat mengenai upaya reformasi hukum yang akan ia lakukan jika terpilih menjadi wakil presiden kelak.
"Kalau Saudara lihat sekarang masalah pelanggaran hukum dan korupsi kolusi terjadi di semua lapisan," kata Mahfud di kawasan Blok M, Jakarta, Senin (23/10/2023). Mahfud kemudian menyebut beberapa nama kementerian sebagai contoh.
Baca juga: MKMK Dibentuk Usut Pelanggaran Etik Hakim MK, Mahfud: Jangan Terlalu Optimistis
"Semua itu ada proses-proses transaksi gelap untuk penerbitan izin-izin, penentuan proyek dan sebagainya. Itu semua ada tingkat pelaksana aparat birokrasi," imbuh dia.
Ketika menjawab pertanyaan, Mahfud awalnya menjelaskan bahwa ada tiga aspek yang mesti diperhatikan terkait hukum, yakni isi hukum, aparat hukum, dan budaya atau perilaku masyarakat.
Baca juga: Soal Putusan MK Beri Karpet Merah Gibran, Mahfud: Tak Boleh Terjadi Lagi
Mahfud meyakini, isi atau aturan hukum yang berlaku di Indonesia saat ini tidak begitu jelek dan bisa diperbaiki secara perlahan.
Namun, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ini memandang aparat penegak hukum di Indonesia justru rusak.
Mahfud pun menilai praktik mafia dan kolusi sering ditemui di antara para penegak hukum.
"Di tempat kita itu aparat penegak hukum yang rusak, aparat penegak hukum itu kan ada jaksa, hakim, polisi, pengacara. Nah di sini sering terjadi mafia, sering terjadi kolusi," kata Mahfud.
Baca juga: FX Rudy Ajak Relawan Kerja Sat-Set Kemenangan Ganjar-Mahfud MD
Mahfud lantas membeberkan apa yang harus dilakukan supaya hukum tidak lagi tumpul ke atas dan tajam ke bawah.
Menurut dia, di lapisan atas, pemerintah harus memberikan kepastian bagi pemberian izin terkait mekanisme investasi dan perekonomian.
"Karena ini yang sering terjadi itu, saya (misalnya) memberi izin investasi kepada Cak Lontong (artis komedi Cak Lontong yang ada di lokasi), sudah dapat Cak Lontong masih bekerja. Lalu ada yang datang lagi, Denny (artis Denny Chandra) datang diberikan lagi di tempat yang sama sehingga nanti datang lagi yang lainnya diberikan lagi," kata Mahfud.
"Sehingga tumpang tindih lalu terjadi kisruh di sini, di situ korupsi besar-besaran terjadi," imbuh mantan ketua Mahkamah Konstitusi itu.
Baca juga: Mahfud Tunggu Waktu Bertemu Jokowi Setelah Jadi Cawapres Ganjar
Sementara itu, menurut dia, penegakan hukum tumpul ke atas karena tidak berdaya menghadapi orang-orang kuat seperti pemilik modal, aparat, dan pejabat pembuat kebijakan.
"Ke bawah, rakyat kecil ini yang hak-haknya serimg dirampas secara tidak adil itu harus kita beri perlindungan. Jadi di atas itu harus penegasan dan kepastian, ke bawah perlindungan," kata Mahfud.
Mahfud MD menjadi bakal cawapres mendampingi bakal capres Ganjar Pranowo. Pasangan ini didukung PDI Perjuangan (PDI-P), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura dan Perindo.
-. - "-", -. -
Sentimen: negatif (99.9%)