AYOBOGOR.COM - Ongkos politik menjadi Bupati Bogor ternyata lebih besar ketimbang menjadi Wali Kota Bogor.

Meski begitu, dua daerah tersebut dianggap 'seksi' karena selain bagian dari Jawa Barat, juga menjadi 'kota satelit' yang bersanding dengan daerah ibu kota Jakarta.

Terkait ongkos politik di Bogor, hal ini diutarakan oleh pengamat politik dan kebijakan publik Yusfitriadi.

Yusfitriadi mengatakan untuk menjadi calon wakil bupati (cabup) Bogor, dibutuhkan biaya sekitar Rp700 miliar.

Baca Juga: Fakta Pilpres 2024, Prabowo Sudah Nyapres Sejak Seumuran Anies Baswedan

Ongkos itu lebih mahal Rp400 miliar, ketimbang menjadi calon wali kota (cawalkot) Bogor sekitar Rp300 miliar.

"Cabup Bogor yang ingin menang di ajang Pilbup butuh anggaran dua kali lebih besar ketimbang Cawalkot Bogor," kata Yusfitriadi, Kamis, 19 Oktober 2023, dikutip dari ruzka.republika.co.id.

Pendiri Lembaga Studi Visi Nusantara Maju itu mengatakan, biaya itu belum termasuk 'membayar perahu' atau memberikan mahar kepada partai politik.

Belum lagi untuk para pendukung. "biaya yang besar itu," katanya. Jumlah itu berbanding terbalik ketimbang menjadi calon legislatif (caleg).

Baca Juga: Pemkab Bogor Minta Warga Hati-hati Lowongan Kerja Palsu, Begini Cirinya

Dia mengatakan untuk menjadi caleg DPR dari dapil Kabupaten Bogor perlu ongkos sekitar Rp25 miliar. Sementara dapil Kota Bogor sektiar Rp20 miliar.

Yang membuat ongkos politik di Kabupaten Bogor lebih mahal karena luas wilayahnya lebih besar ketimbang Kota Bogor.

Sebagai contoh, untuk pemilihan DPR RI, caleg dari dapil Kabupaten Bogor harus merengkuh pemilih dari 6-9 kecamatan. Sementara di Kota Bogor, hanya 5-6 kecamatan.

Untuk pencalegan di tingkat lokal pun berlaku seperti demikian. "Caleg DPRD Kabupaten Bogor normalnya caleg-nya butuh anggaran hingga Rp5 miliar untuk terpilih," kata dia.

Baca Juga: Ridwan Kamil 'Ditolak' Nyawapres, Muncul Relawan Airlangga Dorong Erick Thohir jadi Cawapres Prabowo

"Sementara caleg DPRD Kota Bogor, hanya butuh Rp2 miliar untuk ongkos politiknya," kata Yusfitriadi.