LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso saat ini sedang menjadi perhatian banyak publik.

Dokumenter tersebut membahas soal kasus kopi sianida atau pembunuhan Mirna Salihin yang melibatkan Jessica Wongso pada 2016 lalu.

Dalam dokumenter tersebut, publik akan dibawa mengikuti kasus Jessica Wongso dan kopi sianida mulai dari awal hingga akhir.

Namun, ternyata ada sosok Ferdy Sambo pada dokumenter kasus kopi sianida yang melibatkan Jessica Wongso tersebut.

Foto Ferdy Sambo dan Irjen Pol. Krishna Murti muncul dalam dokumenter kasus kopi sianida yang melibatkan Jessica Wongso.

Publik langsung menduga apakah Ferdy Sambo ikut terlibat dalam kasus kopi sianida yang membunuh Mirna Salihin?

Diketahui bahwa Ferdy Sambo masih menjabat sebagai Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya saat kasus kopi sianida terjadi pada Januari 2016.

Baca Juga: Viral Karcis Parkir Stasiun Cimekar Kota Bandung, Netizen: Ini Resmi? Drop Doang Bayar Rp2.000

Ferdy Sambo ikut menangani kasus kopi sianida yang membunuh Mirna Salihin dan membuat Jessica Wongso jadi tersangka.

Munculnya sosok Ferdy Sambo dalam dokumenter kasus kopi sianida menimbulkan banyak pertanyaan publik.

Apa sebenarnya Jessica Wongso dijebak dalam kasus pembunuhan Mirna Salihin yang menyebabkan ia saat ini jadi tersangka?

Publik menilai tidak ada bukti kuat yang mengarah kepada Jessica Wongso sebagai pembunuh Mirna Salihin.

Banyak publik yang menilai Ferdy Sambo ikut terlibat dalam menutupi kasus kopi sianida yang membunuh Mirna Salihin.

Bahkan dalam dokumenter wawancara dengan Yudi Wibowo selaku tim pengacara yang merupakan sepupu Jessica Wongso, ia disebut adanya hukum karma dalam kasus ini.

"Kasusnya kadung ter-blow up. Sampai sekarang ada kayak hukum karma,” ujar Yudi Wibowo.

Melihat adegan wawancara tersebut, publik langsung beranggapan Ferdy Sambo diduga ikut terlibat dalam kasus kopi sianida ini sehingga saat ini ia terkena karma.

Diketahui bahwa saat ini Ferdy Sambo telah ditetapkan sebagai terpidana atas kasus pembunuhan berencana terhadap ajudannya, Brigadir Yosua Hutabarat. ***