Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: bandung, Gunung, Cirebon, Sukabumi, Cianjur
Bahaya Sesar Lembang dan Antisipasi Potensi Sesar Aktif, Warga Bandung dan Sekitarnya Harus Tahu!
Ayobandung.com
Jenis Media: Nasional

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Jabar saat ini masih sering dilanda gempa, kenali bahaya Sesar Lembang dan antisipasi potensi sesar aktif.
Sesar Lembang merupakan sesar yang paling ditakuti oleh warga Jawa Barat, khususnya Bandung dan sekitarnya.
Dikhawatirkan, aktivitas Sesar Lembang ini mulai aktif dan membuat masyarakat harus tetap waspada.
Baca Juga: Sesar Cugenang Sebabkan Gempabumi Tektonik M2,6 Guncang Kabupaten Cianjur Jawa Barat di Kedalaman 6 Km
Gempa bumi yang terjadi di wilayah Jawa Barat tak jarang karena adanya aktivitas sesar, selain Sesar Lembang.
Gempa terakhir yang melanda Jawa Barat terjadi pada Minggu, 1 Oktober 2023 di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Gempa dengan magnitude 5,4 tersebut cukup dirasakan di beberapa wilayah di Jabar, di antaranya Sawarna, Cianjur, Pelabuhan Ratu, Soreang, Cianjur dan lain-lain.
Namun gempa tersebut diakibatkan oleh deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah Jawa Barat.
Baca Juga: Jawa Barat Dilanda Banyak Gempa Bumi, Waspada Sesar Aktif Ini yang Mengancam Kota Bandung Dalam Waktu Dekat!
Meski bukan karena aktivitas sesar, ancaman dari Sesar Lembang masih mengintai daerah Bandung dan sekitarnya.
Bahaya dari sesar yang disebut Patahan Lembang ini dapat memicu gempa dengan kekuatan maksimum 6,8 SR.
Dengan terjadinya gempa-gempa kecil di sepanjang Patahan Lembang, ini membuktikan bahwa patahan ini adalah patahan aktif.
Anggota Kelompok Riset Cekungan Bandung dan Penasihat Bandung Mitigasi, T Bachtiar, mengatakan kondisi Sesar Lembang saat ini terus berjalan mengikuti irama bumi.
Bachtiar juga menjelaskan wilayah bentang sesar Lembang mulai dari kaki Gunung Palasari di sebelah timur sampai Kampung Cisarua, Kabupaten Bandung Barat di sebelah barat, panjangnya sekitar 29 km.
"Bagian utara turun dan bergerak ke arah barat, dengan kecepatan yang sangat lambat per tahunnya, sehingga yang berada di jalur sesar pun tak akan merasakan adanya pergerakan itu. Tapi bila dijumlahkan dalam waktu yang lama, ratusan tahun, ribuan tahun, maka pergerakan Patahan Lembang itu terlihat nyata. Dilihat dari utara, gawir sesar Lembang terlihat curam," ujarnya kepada Ayobandung.com, Kamis 28 Januari 2021 (tautan berita asli bisa diklik di sini).
Baca Juga: Fakta-fakta Sesar Garsela yang Sebabkan Gempa Bandung 4 September Siang
Tak hanya gempa bumi, potensi longsor yang dipicu oleh gempa bumi dan keadaan lingkungan juga mendukung untuk terjadinya gerakan tanah.
"Misalnya karena kesalahan dalam memotong lahan, dengan kemiringan lereng yang tegak, atau lereng yang diurug, belum padat sudah dibangun, keadaan ini akan sangat memungkinkan terjadinya longsor bila gempa mengguncang," katanya.
Longsor bukan hanya berdampak pada kerusakan bangunan, jalan, serta korban manusia, tetapi juga longsor dapat membendung aliran sungai yang ada di dasar lembah.
"Ini harus diantisipasi, karena bila ada air yang tergenang cukup beberapa waktu, dapat menimbulkan banjir lumpur bila bendungan itu seketika jebol," ucapnya.
Upaya Persiapan Potensi Sesar Aktif
Dilansir dari data BMKG Bandung, mengenai kewaspadaan terhadap Sesar Lembang masyarakat di wilayah Bandung dan sekitarnya harus mempersiapkan beberapa hal.
Salah satunya dengan menerapkan upaya mitigasi atau pengurangan bencana yang dapat dilakukan dengan beberapa rekomendasi.
Rekomendasi pertama adalah short-term (kurang dari 1 tahun), merupakan sosialisasi dan penyiapan peta, jalur dan rambu evakuasi yang memadai dan edukasi kepada masyarakat.
Selain itu, dilakukan juga peningkatan koordinasi serta sinergi antar lembaga terkait guna penguatan kapasitas BPBD dan tim siaga untuk beroperasi 24/7.
Baca Juga: Astaga! Warga Dengar Suara Dentuman saat Gempa Cirebon Akibat Aktivitas Sesar Cirebon, Pertanda Apa?
Kemudian dengan menyusun rencana kedaruratan dan SOP evakuasi serta pelatihan atau gladi evakuasi secara rutin dan memadai serta pemasangan sensor di wilayah Jabar.
Kedua adalah rekomendasi mid-term (2-3 tahun), merupakan penyempurnaan tata ruang dengan memperhatikan peta multi bahaya.
Selain itu melakukan pengecekan bangunan strategis atau vital (building code) guna memastikan ketahanan terhadap gempa bumi dengan magnitude maksimum.
Hal itu dilakukan sesuai dengan skenario sesar datan dan subduksi (megathrust).
Ketiga, rekomendasi long-term ( 5 tahun), merupakan evaluasi dan monitoring pelaksanaan sistem mitigasi multi bencana.
Selain itu terdapat penyempurnaan tata tuang dan penyempurbaan kebijakan daerah untuk mitigasi multi bencana.
Itu dia bahaya Sesar Lembang dan antisipasi potensi sesar aktif.***
Sentimen: positif (50%)