Sentimen
Positif (98%)
25 Sep 2023 : 02.54
Informasi Tambahan

Agama: Islam

BUMN: BRI

Club Olahraga: Bhayangkara FC

Event: Pilkada Serentak, Pemilu 2019

Kab/Kota: Badung

Tokoh Terkait
Gus dur

Gus dur

Alissa Wahid: Jangan Pilih Calon yang Jadikan Politik Identitas Alat Kampanye

25 Sep 2023 : 02.54 Views 14

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Alissa Wahid: Jangan Pilih Calon yang Jadikan Politik Identitas Alat Kampanye

PIKIRAN RAKYAT - Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Alissa Wahid meminta anak muda atau pemilih pemula jangan memilih pemimpin yang menonjolkan politik identitas sebagai alat kampanye.

"Kalau pemilih pemula perhatikan betul calon pemimpinnya, harus yang punya gagasan untuk memajukan Indonesia, jangan memilih justru calon yang mengedepankan identitas-identitas tertentu, identitas agama atau kesukuan," katanya dalam acara sosialisasi Moderat Sejak Dini di Kabupaten Badung, Bali pada Sabtu, 23 September 2023.

"Itu seharusnya tidak boleh, apalagi kalau kemudian menjatuhkan lawan-lawannya dengan menggunakan pesan-pesan identitas," sambung putri Presiden RI ke-4 Gus Dur itu.

Baca Juga: Hasil BRI Liga 1: Air Mata Ciro Alves Bawa Persib Naik Peringkat Klasemen Kalahkan Bhayangkara FC

Dalam acara tersebut dihadiri oleh 600 orang siswa dari berbagai sekolah dan madrasah dengan beragam agama dan suku berbeda.

Hingga setahun menjelang Pemilu Serentak ini, Alissa menilai politik identitas masih samar terlihat, hal ini lantaran transaksi politik belum berakhir termasuk daftar calon tetap bagi legislatif juga belum ditetapkan.

Namun, ini harus diwaspadai belajar dari pilkada Jakarta dan pemilihan presiden terakhir kali kata dia, di mana tepat setelah pemilihan berakhir indeks kerukunan beragama di Indonesia merosot.

Baca Juga: Kemenkes Buka 7.249 Formasi CASN dan PPPK Tahun 2023, Simak Persyaratannya

"Setelah itu kita harus naikkan lagi dengan susah payah, jadi kita juga memperkirakan tahun ini sentimen-sentimen seperti itu juga akan dipakai. Dulu, setelah masyarakat berantem dengan politik identitas, taunya selesai pemilu semua calon bisa bersatu. Tapi sudah terlanjur banyak sekali sentimen intoleransi, itu yang harus kita cegah," ujarnya.

Salah satu yang dilakukan pemerintah adalah sosialisasi yang dilakukan Kementerian Agama bekerja sama dengan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) saat ini, yaitu kampanye moderat sejak dini.

Alissa Wahid menyebut kegiatan ini salah satu tujuannya untuk mempersiapkan anak muda agar tidak termakan sentimen agama yang menanamkan kebencian, apalagi dewasa ini media sosial memberi pengaruh besar terhadap penyebaran informasi.

Baca Juga: KPU Jawa Barat Tak Mau Tragedi Pemilu 2019 Terulang, Siapkan Aturan Agar Petugas KPPS Tak Kelelahan

"Berdasarkan riset internasional, Indonesia, India, dan Amerika Serikat itu penggunaan sentimen kebencian atas dasar agama itu kuat sekali pada pemilihan presiden, jadi ini kita seperti memberi vaksin dulu supaya anak-anak ini nanti pada saat mendengarkan pesan-pesan beragama yang ekstrem mereka sudah punya vaksinnya, sudah paham beragama itu tidak begitu," tuturnya.

Dirinya sebagai Ketua Tanfidziyah PBNU juga menegaskan bahwa organisasi Islam tersebut tidak menonjolkan salah satu partai politik peserta pemilu, meski kerap dikaitkan dengan Partai Kebangkitan Bangsa.

"Semua politisi di semua partai politik itu punya kontribusi kepada NU, jadi NU tidak eksklusif. Bahkan di kepengurusan yang sekarang dari perbagai partai politik ada dari Golkar, PDIP, NasDem. Jangan kemudian membatasi warga NU. Warga NU bisa memilih partai mana yang dia pandang bisa mewadahi aspirasinya," kata Alissa Wahid.***

Sentimen: positif (98.4%)