Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: bandung
Kasus: teror
Tokoh Terkait

Bambang Tirtoyuliono
Diduga Lakukan Teror hingga Nasabah Bunuh Diri, Begini Klarifikasi Pihak AdaKami
Ayobandung.com
Jenis Media: Nasional

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Salah satu topik seputar pinjaman online atau pinjol sering bikin kita geleng geleng kepala.
Kali ini salah satu perusahaan yang bernama PT Pembiayaan Digital Indonesia atau akrab disapa AdaKami buka suara terkait kabar soal korban penagihan utangnya.
Jonathan Kriss selaku Brand Manager AdaKami menyatakan bahwa saat ini pihaknya telah menerima laporan terkait proses penagihan desk collector (DC) AdaKami.
Mereka berkomitmen untuk melakukan penyelidikan dan menyelesaikan keluhan yang saat ini tengah menjadi buah bibir.
Pada Selasa, (19/9/2023) Jonathan mengungkapkan bahwa AdaKami turut prihatin mendengar kabar berita tersebut, saat ini pihaknya telah menghubungi pemilik akun @rakyatvspinjol untuk meminta keterangan lebih lanjut dan mencoba mengumpulkan bukti agar dapat melakukan investigasi kasus ini lebih mendalam.
Kemudian Jonathan juga mengatakan bahwa pihaknya juga berusaha mencari nama korban maupun keluarga korban yang diceritakan untuk dapat dilakukan konfirmasi dan investigasi secara menyeluruh.
Ia juga menambahkan bahwa AdaKami sebagai platform yang tunduk dan mematuhi regulasi yang berlaku di Indonesia dan tidak menoleransi adanya tindakan penagihan yang melanggar SOP.
Baca Juga: Pj Bupati KBB Arsan Latif Klaim Punya Cara Jitu Tuntaskan Masalah Sampah
Selain itu ia mengimbau masyarakat, khususnya nasabah AdaKami untuk mengumpulkan bukti secara lengkap dan melaporkan apabila mendapatkan proses penagihan yang di luar etika kesopanan ke 15000-77 atau melalui hello@cs.adakami.id.
Pada awalnya kisah tragis soal jeratan pinjol AdaKami tersebut dibagikan oleh akun @rakyatvspinjol di X (dulunya Twitter) pada Minggu (17/9/2023).
Pada hari Selasa (19/9), pukul 13.00 WIB, kiriman @rakyatvspinjol sudah dilihat sebanyak 662,1 ribu kali, dikomentari 377 kali, dan direpost 3.092 kali, disukai 6.497 kali, dan ditandai (bookmark) 1.564 kali.
Selain itu, menurut postingan@rakyatvspinjol, nasabah tersebut inisial K (korban) meminjam uang di AdaKami sebesar Rp9,4 juta. Akan tetapi, K diduga harus mengembalikan pinjaman tersebut senilai Rp18-Rp19 juta.
K merupakan pria yang bekerja sebagai pegawai honorer di salah satu kantor pemerintahan dengan kontrak 5 tahun. Selain itu ia memiliki seorang anak balita perempuan yang berumur 3 tahun.
Ketika K mendapatkan kesulitan untuk membayar pinjaman sehingga menjadi telat bayar, teror dari debt collector AdaKami kepada pihak K kian berdatangan.
Berdasarkan postingan @rakyatvspinjol, teror tersebut juga menyerang kantor tempatnya bekerja.
Akibat dari teror yang terus menerus dilakukan oleh debt collector AdaKami dan dirasa sangat mengganggu. Maka K kehilangan pekerjaannya dikantor tersebut.
Menurut cuitan dari @rakyatvspinjol pada Selasa (19/9), terroran pertama menyebabkan K dipecat dari kantornya. DC AdaKami terus menerus menghubungi kantor tempat K bekerja hingga mengganggu kinerja operator telepon.
Pada akhirnya Keluarga K pun mengetahui kejadian tersebut dan membantu menyelesaikan permasalahan tersebut.
Tidak hanya itu menurut postingan dari @rakyatvspinjol, menerima kabar K dipecat, keluarga pun membantu ala kadarnya tanpa mengetahui akar masalah yang sesungguhnya.
Selain itu, K juga kerap menerima teror order fiktif GoFood (aplikasi antar makanan Gojek).
Baca Juga: Gubernur Minta Pj Wali Kota Bandung Prioritaskan Urusan Sampah, Ini Respons Bambang Tirtoyuliono
Hal ini diungkapkan oleh @rakyatvspinjol, dalam 1 hari, ada 5-6 order fiktif yang datang ke rumahnya. Driver ojol kadang ada yang mengerti kalau itu order fiktif, namun ada juga yang bersikeras untuk membayar.
Selanjutnya seiring adanya upaya mediasi antara K dan istrinya, K mulai mengungkapkan akar permasalahan yang menimpanya.
Menurut penjelasan @rakyatvspinjol, K menuturkan alasan dia dipecat dan adanya order fiktif yang terjadi adalah karena dirinya memiliki tunggakan utang di AdaKami.
Akan tetapi setelah dua hari percobaan mediasi tersebut, istri K menolak pulang ke rumah karena ternyata teror tersebut terus berlanjut.
Seiring dengan itu, K depresi dan putus asa sehingga mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri pada Mei 2023.
Tidak berhenti disitu, teror dari debt collector pun terus berlanjut usai K meninggal.
Menurut postingan dari @rakyatvspinjol, bahwa pihak keluarga mengangkat telepon meneror setelah K meninggal. Penelpon tersebut mengaku dari pihak Adakami.
Keluarga memberi tahu bahwa K sekarang sudah meninggal. Akan tetapi, menurut penuturan @rakyatvspinjol, debt collector AdaKami menyangkal kabar tersebut dan tidak mempedulikan catatan kematian K.
Menurut @rakyatvspinjol, kasus tersebut pernah sampai dilaporkan ke pihak kepolisian.
"Polisi lah yang menemukan surat terakhir yang ditulis oleh K. Di dalamnya K menulis dengan sangat jelas bahwa "AdaKami telah merusak hidupnya," Ungkap salah satu postingan dari akun. @rakyatvspinjol.***
Sentimen: negatif (100%)