Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: MUI
Tokoh Terkait
Sandiaga Uno Setia dengan PDIP, Tolak Berkoalisi dengan Demokrat dan PKS
Pikiran-Rakyat.com
Jenis Media: Nasional

PIKIRAN RAKYAT - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Sandiaga Uno, sudah tidak ingin berbicara banyak soal pembentukan poros koalisi baru bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Sandiaga menyebutkan, partainya konsisten menjalin kerja sama politik dengan PDI Perjuangan dan tetap berada di barisan partai-partai politik pendukung bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo.
Dia bahkan mengisyaratkan peluang untuk membentuk poros koalisi baru sudah tertutup. Menurutnya, PPP memegang teguh komitmen kerja sama politik dengan PDIP di Pilpres 2024.
“Kita istikamah dalam menjalankan politik amar ma'ruf nahi munkar. Kita niatkan sebagai ibadah. Kita berkomitmen dengan kerja sama politik yang sudah kita tanda tangani dengan PDI Perjuangan," kata Sandiaga Uno di Jakarta Selatan, dikutip Senin, 11 September 2023.
"Kita istikamah terhadap kesepakatan yang telah kita tandatangani bersama dengan PDI Perjuangan," ucapnya menambahkan.
Baca Juga: Fakta-Fakta Ganjar Pranowo Jadi Model Azan Magrib, KPI Buka Suara hingga MUI Tak Masalah
Demokrat Lebih Rasional ke Ganjar atau Prabowo
Isu pembentukan poros koalisi baru sempat mencuat setelah Partai Demokrat keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Poros baru itu disebut-sebut bakal berisikan Demokrat, PKS, dan PPP.
Ketua DPP Partai Demokrat Herman Khaeron menyatakan, pembentukan poros koalisi keempat bisa saja terjadi mengingat tidak ada yang tak mungkin di dunia politik.
Akan tetapi, dia menyebut peluang sangat kecil. Menurutnya, arah politik Partai Demokrat lebih rasional merapat ke koalisi bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo atau bergabung bersama koalisi pendukung bacapres Prabowo Subianto.
“Dalam politik serba mungkin, sehingga kalau pun toh terjaid garis tuhan menentukan ada poros baru ya bisa saja terjadi tapi kemungkinannya menurut saya sangat kecil ya, dibandingkan dengan kepada dua koalisi yang sudah pasti,” kata Herman kepada wartawan di DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Sabtu, 9 September 2023.
Baca Juga: Pesan Hasto ke Kader PDIP: Imajinasi yang Positif, Setiap Hari Harus Mengatakan Kita Bisa Lebih Hebat
Dia menyebut peluang lahirnya poros baru juga semakin kecil mengingat Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang berencana memajukan jadwal pendaftaran capres dan cawapres yang semula 29 Oktober hingga 25 November 2023, menjadi 10 sampai 16 Oktober 2023.
Menurut Herman, apabila rencana KPU terealisasi, maka semakin sempit waktu untuk melakukan negosiasi pembentukan poros baru.
“Itu kan konsekuensi dari Perppu ya, jadi ini memang sudah kalau Perppu sudah disetujui menjadi UU oleh DPR konsekuensinya kita mengikuti jadwal yang sudah ada,” tutur Herman.
Di sisa waktu yang tidak banyak, Herman menyebut partainya paling rasional mengusung Ganjar atau merapat ke kubu Prabowo.
“Pendaftaran sudah dekat, 10 Oktober, jadi bagaimana pun kita harus lebih rasional dan yang paling mungkin gabung kepada koalisi yang sudah terbentuk. baik pak Ganjar maupun Prabowo,” ujar Herman.
Dikatakan Herman, Partai Demokrat tengah intensif berkomunikasi dengan Ganjar dan Prabowo. Selanjutnya, Majelis Tinggi Partai bakal segera memutuskan untuk mendukung satu dari dua bacapres tersebut.
“Saya sampaikan bahwa sampai hari ini ada komunikasi, baik dengan pak Ganjar maupun pak Prabowo tapi keputusannya sangat bergantung kepada pimpinan partai,” kata Herman.
Dia meyakini Majelis Tinggi Partai Demokrat dalam waktu dekat sudah membuat keputusan soal arah politik partai.
“InsyaAllah saya yakin bahwa ketua majelis tinggi, ketum yang juga bagian dari majelis tinggi dalam waktu dekat dapat membuat memutuskan arah koalisi Demokrat,” ucap Herman.***
Sentimen: positif (92.8%)