Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Institusi: UIN, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Kab/Kota: bandung, Semarang, Jati
Tokoh Terkait
Video Ganjar Pranowo Jadi Model Azan Magrib Kena Singgung Netizen Soal Politik Identitas
Pikiran-Rakyat.com
Jenis Media: Nasional

PIKIRAN RAKYAT - Warganet ramai-ramai mengomentari rekaman video yang memperlihatkan calon presiden RI dari PDIP, Ganjar Pranowo, menjadi model tayangan azan di salah satu stasiun televisi swasta. Rekaman itu viral di media sosial.
Dalam video yang diunggah oleh akun TikTok @manjeliskopi08.id, terlihat Ganjar Pranowo menjadi model tayangan azan di salah satu stasiun televisi swasta.
"Ada Capres jadi Model Adzan Magrib di Stasiun TV Kampanye terselubung? #capres #adzanmaghrib," kata akun tersebut, dikutip Pikiran-Rakyat.com pada Sabtu, 9 September 2023.
Baca Juga: Deretan Kafe Unik di Jalan Dipatiukur Bandung, Cocok untuk Bersantai dan Mengerjakan Tugas
Ganjar merupakan bakal calon presiden yang diusung PDIP pada Pilpres 2024 mendatang.
Hal ini pun lantas menjadi perbincangan warganet yang melihat Ganjar menjadi model tayangan azan Magrib.
@majeliskopi08.id Ada Capres jadi Model Adzan Maghrib di Stasiun TV Kampanye terselubung? #capres #adzanmaghrib ♬ original sound - majeliskopi08
"Benar-benar politik identitas, cara sujudnya hidunga tdk menyetung karpet," kata seorang warganet.
"POLITIK IDENTITAS!," kata yang lain.
"Matursuwun pencerahane pak Mentri agama atas bimbingan tentang politik identitas sudah jelas siapa yang membentukan agama," kata yang lain.
Baca Juga: Dugaan Kadernya Bogem Kader PDIP di Semarang, Gerindra Bentuk Tim Investigasi
"Itu kan ada yang masih berkumandang kenapa sudah sujud saja wkwkwk harusnya sebelum sholat nunggu adzan nya kelas dulu gak si," ujar warganet lain.
Politik Identitas
Pengertian mengenai politik identitas tidak lepas dari makna identitas itu sendiri. Dalam buku Sejarah Sosial Pendidikan Islam dengan penerbit Guepedia (2022) disebutkan identitas atau jati diri adalah pengakuan terhadap seorang individu atau suatu kelompok tertentu yang menjadi satu kesatuan menyeluruh yang ditandai dengan masuk atau terlibat dalam satu kelompok atau golongan tertentu.
Penggabungan ke dalam kelompok tersebut tidak terlepas dari adanya rasa persamaan yang didasari oleh sebuah identitas. Umumnya, identitas terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis, seperti identitas gender, agama, suku, profesi, dan lain sebagainya.
Politik identitas lahir dari sebuah kelompok sosial yang merasa diintimidasi hingga didiskriminasi oleh negara dan pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahan.
Politik identitas biasa digunakan sebagai satu cara di mana anggota masyarakat berjuang dengan tujuan untuk memperoleh pengakuan publik atas unsur budaya atau identitas mereka.
Sementara itu, pada buku bertajuk Politik Identitas Etnis (2002) karya Abdillah mendefinisikan politik identitas sebagai politik yang dasar utama kajiannya dilakukan untuk merangkul kesamaan atas dasar persamaan-persamaan tertentu, mulai dari etnis, agama, hingga jenis kelamin.
Lain halnya dalam buku Stanford Encyclopedia of Philosophy (2007) karya Cressida Heyes yang mengartikan politik identitas sebagai suatu jenis aktivitas politik yang dikaji secara teoritik berdasarkan pada pengalaman-pengalaman persamaan dan ketidakadilan yang dirasakan oleh golongan tertentu.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa politik identitas adalah suatu politik yang didasarkan unuk merangkul kesamaan atas dasar persamaan-persamaan dari suatu kelompok untuk mencapai suatu tujuan tertentu, misalnya untuk memperoleh pengakuan atas identitas kelompoknya atau meninggikan derajat dan martabat golongan.
Politik Identitas dalam Ilmu Sosial Humaniora
Mengutip dari laman Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, guru besar UIN Syarif Hidayatullah, Prof Dr M Arskal Salim GP menyebutkan politik identitas dalam bidang Ilmu Sosial dan Humaniora dimaknai sebagai kendaraan yang membawa aspirasi, tuntutan kepentingan politik, dan ideologi politik.
Politik identitas menggerakkan aksi-aksi untuk meraih tujuan politik tertentu. Ini mengkapitalisasi ras, suku bangsa, bahasa, adat, gender maupun agama.
Umumnya, politik identitas dimanfaatkan oleh kelompok minoritas maupun arjinal dalam upaya melawan ketidakadilan atau ketimpangan sistem.***
Sentimen: positif (94%)