Sentimen
Negatif (79%)
9 Sep 2023 : 18.07
Informasi Tambahan

Event: Rezim Orde Baru

Kab/Kota: Gunung, Tulungagung

Dirancang Jepang Sebagai Penyelamat Banjir, Pekerja Terowongan Ini Tak Diberi Upah dan Jadi Korban Romusha

9 Sep 2023 : 18.07 Views 6

Ayobandung.com Ayobandung.com Jenis Media: Nasional

Dirancang Jepang Sebagai Penyelamat Banjir, Pekerja Terowongan Ini Tak Diberi Upah dan Jadi Korban Romusha

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Sebuah Terowongan telah dirancang oleh orang Jepang sebagai penanggulangan bencana banjir di wilayah Tulungagung Jawa Timur.

Sebuah Terowongan yang bernama Niyama tersebut diketahui telah berdiri sejak Jepang menguasai Indonesia sekitar tahun 1943.

Terowongan Niyama ini merupakan terowongan terbesar di Tulungagung sekaligus masuk jajaran bangunan yang yang memiliki sejarah heritage yang kuat.

Pembangunan Terowongan Niyama ini bermula saat bencana banjir besar terjadi pada 17 November 1942 di wilayah Kabupaten Tulungagung.

Dengan adanya bencana banjir tersebut banyak korban jiwa berjatuhan hingga merusak lahan dan perumahan warga sekitar.

Baca Juga: Ramai Dugaan Ridwan Kamil Maju Cawapres Ganjar Pranowo, Segini Harta Kekayaan Mantan Gubernur Jawa Barat

Terowongan Niyama yang memiliki peran sangat penting tersebut dibangun Jepang dalam kurun waktu satu tahun yaitu pada tahun 1944.

Dalam pembuatan terowongan ini pihak Jepang menerapkan sistem kerja paksa atau biasa disebut dengan istilah Romusha.

Dilansir dari berbagai sumber pembangunan terowongan niyama ini telah memakan banyak korban jiwa khususnya warga pribumi.

Selain itu diketahui pekerja tersebut juga tidak diberikan upah sepeserpun sehingga kehidupan mereka begitu memilukan.

Nama Niyama berasal dari bahasa Jepang yang memiliki arti Ni adalah dua sedangkan Yama berarti Gunung.

Sehingga Terowongan Niyama ini memiliki arti terowongan yang diapit oleh dua gunung atau bukit.

Baca Juga: SELAMAT! Ribuan Guru Tidak Tetap dan PTT dapat Tunjangan Kesejahteraan

Selain itu kata ni juga merupakan adopsi kata Ne yang memiliki arti akar, hal tersebut menggambarkan bentuk Terowongan Niyama yang seperti tumpak oyot atau akar gunung yang naik.

Pada masa orde baru pemerintah telah mengganti nama Niyama menjadi Terowongan Sukamakmur karena untuk menghilangkan ciri khas bangsa Jepang yang menorehkan sejarah kelam untuk bangsa Indonesia.

Selain sebagai jalur pengairan utama di wilayah Tulungagung, Terowongan Niyama juga dijadikan sebagai salah satu tempat wisata karena memiliki pemandangan alam yang asri dan menarik.***

Sentimen: negatif (79%)