Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: bandung, Temanggung
Kamarau Panjang, Hasil Panen Tembakau di KBB Justru Meningkat Drastis
Ayobandung.com
Jenis Media: Nasional

NGAMPRAH, AYOBANDUNG.COM -- Panen raya tembakau di Kabupaten Bandung Barat (KBB) naik drastis imbas kemarau panjang sejak pertengahan tahun 2023.
Petani diuntungkan musim kemarau karena cuaca panas bisa mengurangi serangan hama pada daun tembakau serta mempercepat pengolahan pasca panen, salah satunya proses pengeringan.
Data Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), Bandung Barat mencatat panen raya tembakau telah berlangsung sejak pertengahan tahun.
Hingga saat ini, produksi hasil penen telah menyentuh angka 9 ton tembakau rajang kering.
Angka tersebut telah melebihi hasil panen tahun sebelumnya yang hanya menghasilkan 6 ton tembakau kering.
Baca Juga: Hore! Tenaga Honorer Diangkat Jadi PPPK pada Seleksi September 2023, Segini Formasinya
"Tahun ini kita naik drastis. Sudah ada 9 ton tembakau kering. Ini belum puncaknya, karena panen raya masih berlangsung hingga akhirnya tahun nanti," kata Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) KBB, Agus Rianto, Senin 4 Agustus 2023.
Selain meningkatkan hasil penen, cuaca panas dinilai meningkatkan kualitas tembakau sehingga otomatis harga jual naik.
Jika tahun sebelumnya, tembakau rajang kering Bandung Barat dijual dengan harga Rp20-25 ribu per lempeng, tahun ini meningkat jadi Rp35-40 ribu per lempeng.
"Jadi panas terik membuat kualitas tembakau masuk grade B sampai A. Harganya berkisar RP35-40 ribu. Ini karena cuaca panas membuat aroma daun tembakau keluar dan warnanya kuning langsat," terang Agus.
APTI Bandung Barat mewaspadai 21 kelompok tani tembakau dengan total luas lahan garapan mencapai 148 hektar.
Lahan tersebut tersebar di Cililin, Ngamprah, Cipongkor, Gununghalu, Sindangkerta, Rongga, dan Cipeundeuy.
Baca Juga: Gaji PNS Bakal Naik 8 Persen, Cek Gaji Lulusan SD, SMP, SMA, dan S1 Masa Kerja Mulai 0 Tahun
Hasil tembakau KBB mayoritas dijual ke pasar lokal dan sisanya keluar daerah seperti Temanggung, Jawa Tengah dan Payakumbuh Padang.
Agus menjelaskan, kendala utama sektor pertanian tembakau justru bukan cuaca melainkan perluasan jangkauan pasar agar bisa masuk ke industri rokok.
Hal itu disebabkan karena Bandung Barat belum memiliki pita cukai mandiri sebagai syarat utama penjualan dalam bentuk kemasan.
"Kalau cuaca kita bisa atasi dengan adanya pembuatan gudang, sumur bor, serta ketersediaan alat pengering solar dryer dome. Paling utama justru perluasan pasar dan kepemilikan pita cukai," tandasnya. ***
Sentimen: negatif (98.4%)