Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Institusi: Universitas Andalas
Tokoh Terkait
Ketua PBNU: Pola Pikir Nahdliyin Cerdas, Sudah Bisa Menilai Orang
Pikiran-Rakyat.com
Jenis Media: Nasional

PIKIRAN RAKYAT - Suara warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin menjadi salah satu yang diperebutkan partai politik, untuk mendulang suara bakal capres dan cawapres di Pilpres 2024 atau lainnya. Bagaimana tidak, dalam survei Alvara disebutkan, 52,9 persen populasi muslim di Indonesia mengaku NU.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Yahya Cholil Staquf mengungkapkan permintaannya untuk para bakal capres dan cawapres yang akan bertarung di Pilpres 2024.
"Jangan ada calon mengatasnamakan NU. Kalau ada calon mengatasnamakan (NU), kredibilitasnya atas nama perilakunya sendiri-sendiri, bukan atas nama NU," tutur Ketua PBNU di Jakarta, pada Sabtu, 3 September 2023, seperti dilaporkan Antara.
Tak ada pembicaraan
Dalam kesempatan itu, dia juga mengungkapkan, bila ada yang mengeklaim bahwa kiai-kiai NU merestui, maka klaim tersebut tidak benar. Pasalnya, selama ini tak ada pembicaraan ihwal capres maupun cawapres.
Walakin, kalaupun ada warga NU yang kepengin mencalonkan diri, dia mempersilakan untuk berjuang melalui partai politik, bukan lewat NU.
“Pola pikir NU ini dulu dianggap kayak kebo (kerbau). Ini menghina sekali," ucapnya, "padahal warga NU ini sudah cerdas, mereka sudah bisa menilai orang, kami tidak mau NU ini dicocok-cocok hidungnya dibawa ke sana kemari."
Dia menegaskan, NU tak akan ikut dukung mendukung maupun menjadi kompetitor dalam politik.
Merebut hati
Pakar politik Universitas Andalas Sumatra Barat Prof. Asrinaldi menilai, duet Anies Baswedan-Cak Imin bisa merebut hati Nahdliyin. Menurutnya, warga NU yang sebelumnya menjatuhkan pilihan pada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan memilih Anies Baswedan sebagai capresnya.
Menurut Asrinaldi, saat Cak Imin menyatakan siap mendukung Prabowo dalam Pilpres 2024, termasuk safari politik yang dilakukan Prabowo ke sejumlah ulama NU, meningkatkan elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Dipilihnya Ketua Umum PKB menjadi pendamping Anies Baswedan menurutnya tak lepas dari kekuatan atau basis NU atau PKB yang selama ini dikenal solid.
"Bisa jadi Surya Paloh memahami bahwa suara Prabowo yang naik itu berkat kaum Nahdliyin atau pemilih tradisional PKB," katanya, Sabtu.
Hanya 10 persen
Berbeda dengan Asrinaldi, Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Nasyirul Falah Amru atau Gus Falah sangat yakin suara Nahdliyin tak otomatis mendukung duet Anies Baswedan-Cak Imin.
“Suara NU di PKB berapa sih, hanya 10 persen. Jumlah itu tidak akan berpengaruh sama sekali apalagi capresnya Anies Baswedan, warga NU pasti mikir,” ucap dia di Jakarta, Sabtu.
Gus Falah menegaskan, Nahdliyin cerdas dalam menentukan pilihan politik sehingga tidak memilih hanya pada satu partai politik. Dia juga menyebut, PBNU tak pernah menginstruksikan Nahdliyin untuk memilih salah satu partai politik.***
Sentimen: positif (99%)