Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: ITB
Kab/Kota: bandung
Tokoh Terkait
Dugaan Pemborosan Anggaran West Java Festival, Jadi Rapor Merah Ridwan Kamil di Jabar
Ayobandung.com
Jenis Media: Nasional

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- West Java Festival alias WJF 2023 menjadi event terakhir yang digelar Pemprov Jabar. Helatan tahunan sejak 2019 ini digelar secara besar-besaran dengan menghadirkan artis-artis papan atas.
WJF 2023 menjadi ajang perpisahan Ridwan Kamil yang akan melepas jabatannya sebagai Gubernur Jabar. Kemegahan acara menjadi penutup rapor merah kepemimpinan Gubernur Jabar periode 2018-2023 ini.
Pengamat Kebijakan Publik dan Pemerintahan Universitas Pendidikan Indonesia, Prof Cecep Darmawan, mengatakan terlepas dari pelbagai capaian, namun masih banyak rapor merah Ridwan Kamil semasa menjabat Gubernur Jabar.
Baca Juga: [FOTO] Ridwan Kamil Mulai Berkemas Jelang Akhir Masa Jabatannya
Angka kemiskinan misalnya, selama 5 tahun menjabat, terjadi peningkatan angka kemiskinan. Pada awal menjabat, angka kemiskinan Jawa Barat hanya 3,615 juta orang. Tapi saat ini jumlahnya mencapai 3,89 juta orang.
"Secara keseluruhan (angka kemiskinan) belum terselesaikan dengan baik," ujar Cecep, Minggu 3 September 2023.
Begitu juga dalam masalah pendidikan. Masih banyak nilai merah selama Ridwan Kamil menjabat Gubernur Jabar. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang sudah berjalan beberapa tahun dengan sistem zonasi.
Namun, bukannya lebih baik, PPDB tingkat SMA yang menjadi kewenangan Pemprov Jabar, kondisinya makin banyak masalah. Bahkan di lapangan, banyak temuan kecurangan PPDB yang seharusnya bisa diselesaikan sejak tahun-tahun lalu.
Baca Juga: Cuman untuk Perpisahan Ridwan Kamil, West Java Festival 2023 Dinilai Pemborosan Anggaran
WJF yang menjadi event terakhir di masa kepemimpinan Ridwan Kamil, digelar secara besar-besaran seolah ingin menjadikan perpisahan.
"WJF ini lebih banyak hanya menyalurkan hasrat sesaat, menegaskan perpisahan Ridwan Kamil yang ingin direspon publik dalam suasana riang gembira," ujar Dewan Daerah FITRA, Nandang Suherman.
Padahal menggelar pesat di tengah masyarakat Jabar yang sedang susah, menjadi hal tidak tepat. Terlebih anggaran yang dikeluarkan pasti tidak sedikit, apalagi artis yang dihadirkan berasal dari kalangan atas memiliki tarif tidak murah.
"Kondisi masyarakat Jabar sekarang sedang tidak baik-baik saja. Petani sedang dalam ancaman kekeringan, panen banyak yang gagal. Tapi digelar WJF yang sepertinya tidak meraba hati masyarakat kecil," ujarnya.
Baca Juga: Masalah Kemiskinan dan Pendidikan jadi Rapor Merah Lima Tahun Kepemimpinan Ridwan Kamil di Jabar
Masalah kekeringan pada dasarnya menjadi kewenangan Pemprov Jabar. Saluran irigasi misalnya, di saat musim kemarau sangat dibutuhkan masyarakat petani, namun di lapangan banyak saluran irigasi dalam kondisi rusak namun belum juga mendapat perhatian.
Seperti irigasi Leuwi Kuya yang mengairi ribuan hektar sawah di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Kondisi saat ini sudah banyak mengalami kebocoran, tapi dibiarkan begitu saja oleh Pemprov Jabar.
"Orang kampung juga memiliki hak yang sama bisa mendapatkan kebahagiaan menikmati apa yang Gubernur Jabar nikmati saat menggelar WJF," ujarnya.
Namun, bukan menggelar event besar-besaran yang hanya bisa dinikmati oleh orang-orang di pusat Ibu Kota Jabar yakni Kota Bandung. Tetapi melalui program yang dilupakan, seperti infrastruktur pertanian yang sudah banyak mengalami kerusakan tapi belum juga diperbaiki.
Baca Juga: Resmi, Teman Seangkatan Ridwan Kamil di ITB, Bey Machmudin Ditunjuk Jokowi Jadi Pj Gubernur Jabar
Rapor merah lainnya adalah TPA Sarimukti yang masih dioperasikan walaupun sudah overload. Selama lima tahun kepemimpinan Ridwan Kamil, tidak mampu mengoperasikan TPPAS Legoknangka.
Walaupun disebut sudah ada investor Jepang, namun sampai sekarang belum juga dikenalkan kepada publik secara langsung.
Dengan pelbagai permasalahan tersebut, menggelar WJF dengan megah seolah menjadi taktik agar rapor merah Gubernur Jabar dilupakan.***
Sentimen: negatif (79.9%)