Roy Suryo Protes Joget-joget Saat HUT RI, Politikus PDIP Ungkit Aturan Istana di Era Gus Dur
Fajar.co.id
Jenis Media: Nasional

FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Mantan Menpora Roy Suryo memberikan kritik keras atas pelaksanaan HUT Ke-78 RI yang diwarnai dengan lagu Rungkad dan aksi joget-joget peserta upacara.
Kritikan Roy Suryo itu langsung ditanggapi Politikus PDIP, Deddy Sitorus yang juga jadi narasumber dalam Catatan Demokrasi yang tayang di YouTube TVOne.
Deddy menyebut adanya acara joget-joget tidak menghilangkan kesakralan peringatan detik-detik proklamasi. Apalagi acara hiburan digelar setelah seluruh rangkaian upacara selesai.
"Mau nari, mau joget, rakyat bergembira masa salah?” tanya Deddy Sitorus kepada Roy Suryo.
Deddy lantas menyinggung soal aturan di Istana Negara saat Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menjabat.
Katanya, Gus Dur kerap mengabaikan protokoler Istana yang terkenal super ketat dengan membebaskan siapa saja berkunjung ke tempat kerjanya tersebut, mulai dari rakyat biasa, aktivis, hingga kiai.
Gus Dur mengubah keangkeran Istana dengan cara menerima tamu dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat umum, pejabat, hingga kiai NU yang hanya memakai sarung dan sandal.
“Zaman Gus Dur pakai sendal jepit ke istana, orang pakai jeans bisa masuk ke istana," kata Deddy Sitorus.
Deddy juga menyebut soal aturan perempuan di masa itu wajibkan memakai kain sebelum memasuki Istana negara.
Sebelumnya, Roy Suryo menyebut kegiatan upacara HUT RI harus dilakukan secara khidmat.
Roy Suryo menjelaskan biasanya kemeriahan itu dilaksanakan secara terpisah seperti misalnya siang hari adalah kegiatan yang khidmat yaitu detik-detik proklamasi.
"Justru itu, ini kan berbahaya. Ada lagu, saya gak tahu siapa konsultannya. Yang kemudian mengizinkan lagu itu dinyanyikan," jelas Roy.
Terlebih ada adegan saat seluruh peserta upacara asyik berjoget. Dia menilai apa yang dilakukan oleh peserta mengingatkannya pada peristiwa kelam bangsa ini saat terjadi G30 S PKI.(mg/fajar)
Sentimen: positif (88.3%)