CIPATAT, AYOBANDUNG.COM -- Kebakaran TPA Sarimukti di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) belum tertangani hingga hari ke-12. Dalam paparan asap dari bencana tersebut terus bertambah.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB menyebut, sebanyak 605 warga di sekitar lokasi kebakaran TPA Sarimukti menjalani pemeriksaan kesehatan di posko kesehatan yang tersedia. Dari jumlah tersebut, sebagian besar warga yang berjumlah 408 orang mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

"Memang ada 400 lebih. Kita masih tetap pantau situasi kondisi terakhir. Jika ada warga yang memerlukan perawatan kita rujuk ke rumah sakit," kata Sekretaris Daerah (Sekda) KBB, Ade Zakir, pada Rabu 30 Agustus 2023.

Selain menderita ISPA, dampak paparan asap kebakaran lahan sampah itu membuat 31 warga mengalami sakit mata atau konjungtivitis, batuk pilek 10 orang, dan dyspepsia sebanyak 18 orang.

"Selama bisa berobat jalan kita layani berobat jalan, kalau yang memerlukan perawatan kita bawa ke rumah sakit. Kurang lebih sudah 5 orang yang dirawat di RSUD Cikalongwetan," katanya.

Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan logistik para petugas dan warga pihaknya pun membuka dapur umum. Setiap hari setidaknya ratusan nasi disiapkan.

"Kita ada dapur umum di sana, dibantu beberapa relawan, Tagana, Karangtaruna, juga dari aparat kepolisian dan TNI.

"Hampir setiap hari kita menyiapkan 500 paket. Bukan hanya untuk teman-teman pemadam, tapi kita juga kasihkan untuk warga terdampak juga," katanya.

Kendati sempat mengalami kendala, kata Ade, ketersediaan logistik di lokasi kebakaran di TPA Sarimukti dipastikan aman.

"Kita pastikan aman karena teman-teman di Dinsos sudah menghitung itu. Mudah-mudahan tidak ada kendala," katanya.

"Memang di awal sempat terjadi kendala karena memang proses penerbitan SE darurat ada mekanismenya yang harus ditempuh secara administrasi untuk mengeluarkan anggaran darurat," imbuhnya.

Sebelumnya, Petugas Medis Posko Kesehatan Kebakaran TPA Sarimukti, dr Fiqih Firdaus mengatakan ratusan warga terpapar ISPA mayoritas merupakan anak-anak. Menurutnya, anak-anak rentan terpapar ISPA lantaran mereka kurang sadar dan disiplin memakai masker. Selain itu, daya lahan organ pernapasan anak belum terlalu kuat dibanding orang dewasa.

"Anak-anak main di luar gak pernah pakai masker. Ditambah daya tahannya masih redah," papar Fiqih.