Sentimen
Negatif (100%)
30 Agu 2023 : 18.05
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Jabodetabek

Kasus: korupsi

Polusi Udara Jadi Pemicu Penyakit Pernapasan, Beban BPJS Kesehatan Mencapai Rp8 Triliun

30 Agu 2023 : 18.05 Views 7

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Polusi Udara Jadi Pemicu Penyakit Pernapasan, Beban BPJS Kesehatan Mencapai Rp8 Triliun

PIKIRAN RAKYAT – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa polusi udara berdampak terhadap kenaikan gangguan pernapasan yang terdiri dari enam besar yaitu pneumonia, ISPA, asma, kanker paru, tuberkulosis, dan penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK).

Tahun lalu, penyakit tersebut membebani BPJS Kesehatan hingga Rp10 triliun. Sementara tahun 2023, jumlahnya kemungkinan bertambah dengan tiga penyakit tertinggi yakni pneumonia, ISPA, dan asma.

“Kita laporkan bahwa keenam penyakit yang disebabkan karena gangguan pernapasan ini, ini beban BPJS-nya tahun lalu Rp10 triliun dan kalau melihat track-nya di tahun 2023 naik terutama ISPA dan pneumonia ini kemungkinan juga akan naik,” ujar Budi Gunadi Sadikin dalam rapat terbatas bersama Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Baca Juga: Mahasiswi UI Tagih Janji Anies Baswedan soal Pengembalian TKD PNS, Begini Respons Pj Heru Budi

“Perlu kami sampaikan top 3-nya itu infeksi paru atau pneumonia, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), kemudian asma jadi totalnya sekitar Rp8 triliun dari Rp10 triliun yang tadi, yang enam,” ujar Budi.

Kemenkes sedang menganalisis penyebab kenaikan penyakit pernapasan. Salah satu penyebab yang paling dominan adalah kualitas udara yang semakin parah

“Kita lihat salah satu penyebab yang paling dominan adalah polusi udara, itu antara 24 sampai 34 persen dari tiga penyakit pernapasan,” ucap Budi.

Surveilans secara Berkala

Dalam hal merespons dampak polusi udara yang sedang tinggi di Jabodetabek, Kementerian Kesehatan juga membentuk Komite Penanggulangan Penyakit Respirasi dan Polusi Udara. Kemenkes bersama komite akan melakukan surveilans secara berkala setiap pekan untuk memonitor laju kasus ISPA dan pneumonia di puskesmas dan rumah sakit.

Baca Juga: Uang Hasil Korupsi Dipakai Rafael Alun untuk Bangun Restoran dan Beli Mobil Mewah

Dengan begitu besarnya dampak polusi udara bagi kesehatan masyarakat, WHO meminta pemerintah memonitor kompunen polutan di udara.

“Kita diminta memonitor lima komponen di udara, tiga di antaranya bersifat gas dan dua lainnya bersifat barang-barang kecil padat. Gasnya yaitu sulfur, CO, nitrogen, dan dua partikelnya adalah PM10 mikro dan PM2,5 yang bahaya adalah yang 2,5 karena bisa masuk sampai ke dalam paru dan kemudian menyebabkan pneumonia yang di BPJS bebannya paling besar,” kata Budi.

Hasil surveilans, penyakit yang timbul dari dampak polusi udara di Jabodetabek adalah ISPA yang mencapai rata-rata 200.000 kasus per bulan. Data itu diambil dari laporan petugas layanan di puskesmas dan rumah sakit wilayah setempat dalam sebulan terakhir. (Gita Puspita)***

Sentimen: negatif (100%)