Roy Suryo Sebut Perayaan HUT RI di Istana Negara Mirip Adegan G30 S PKI, Warganet: Residivis Kurang Kerjaan
Fajar.co.id
Jenis Media: Nasional

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Roy Suryo belakangan kembali menjadi perbincangan publik atas pernyataannya yang mengaitkan perayaan HUT RI di istana dengan peristiwa G30 S PKI.
Seperti di jagat burung biru, pernyataan Roy Suryo itu tidak sedikit mendapat sentilan dari para warganet.
Salah satunya, @TriputriR, dia menanyakan apa hubungan antara lagu Rungkad, joget, dan PKI pada perayaan HUT di istana.
"Lo sipanci dikit-dikit PKI, apa hubungannya lagu Rungkat, joged, PKI? Ilmu cocoklogi," ujar akun tersebut dikutip fajar.co.id (28/8/2023).
Akun itu mengingat ke belakang, tepatnya pada HUT RI tahun lalu, Menteri Pemuda dan Olahraga era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu ikut joget di istana.
"Tahun lalu juga jogedan dengan lagu ojo dibandingkenya Farel. Residivis kurang kerjaan," tandasnya.
Sementara akun lainnya, @zieqdivist menyebut, pencipta lagu Rungkad bisa melakukan somasi terhadap Roy Suryo.
"Pencipta lagunya bisa mensomasi RS biar jadi perkara baru. RS bisa digugat milyaran oleh penciptanya. Apalagi lagu Rungkad disambung-sambungkan ke G30S. Ayo! Publik dah kangen pingin liat RS pake penyangga leher lagi deh," ucapnya.
"Ngga ada kapok-kapoknya nih si panci," kata akun @ms.Sinjal.
Sebelumnya, Perayaan HUT ke-78 RI di Istana Negara jadi sorotan, terutama saat lagu Rungkad dinyanyikan Putri Ariani kemudian diikuti joget-joget beberapa peserta upacara.
Mantan Menpora era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Roy Suryo menilai cara itu justru menodai peringatan HUT RI di Istana Negara.
Dia menilai apa yang dilakukan oleh peserta mengingatkannya pada peristiwa kelam bangsa ini saat terjadi G30 S PKI.
Dia menyoroti saat seisi istana berjoget kala Putri Ariani menyanyikan lagu Rungkad. Dia menuturkan, ada perluasan arti dari peristiwa di istana.
Meski menggunakan bahasa tradisional, tetapi menurutnya ada maksud atau pemaknaan lagu yang tidak cocok dengan acara kenegaraan.
"Jadi, memang ada perluasan arti. Tapi, ini dalam bahasa tradisional, apa yang terjadi itu, maksudnya mau benar, tapi tidak benar. Maksudnya mau betul tapi jadi salah," katanya, dikutip dari YouTube pada Kamis (24/8/2023).
Dia melanjutkan, saat ini di istana sudah ada berbagai variasi dan hiburan. Berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Dia menyoroti berbagai hiburan yang disuguhkan.
"Bagus, ketika ada variasi, ketika dulu-dulu gak ada kereta kencana yang membawa bendera dari Monas ke Istana. Itu modifikasi yang bagus," lanjutnya.
Roy menuturkan jika lagu ini sebenarnya berbahaya dan mempertanyakan konsultan yang mengizinkan Rungkad menggema di Istana.
"Justru itu, ini kan berbahaya. Ada lagu, saya gak tahu siapa konsultannya. Yang kemudian mengizinkan lagu itu dinyanyikan," jelas Roy.
Terlebih ada adegan saat seluruh peserta upacara asyik berjoget. Dia menilai apa yang dilakukan oleh peserta mengingatkannya pada peristiwa kelam bangsa ini saat terjadi G30 S PKI.
(Muhsin/fajar)
Sentimen: positif (99.9%)