FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Loyalis Anies Baswedan, Musni Umar, blak-blakan mengenai jalan keluar konflik bersenjata di Papua.

Sosiolog itu mengatakan, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mulai September mendatang akan berkantor di Papua. Dia akan fokus mendengarkan aspirasi dari rakyat dan tokoh masyarakat setempat.

Selain itu, kata Musni Umar, Ma'ruf Amin bakal mencari solusi atas permasalahan yang terjadi di Bumi Cenderawasih itu.

"Kali ini saya lebih fokus untuk mendengar dari berbagai pihak, baik dari kalangan pimpinan agama, pemerintah daerah, kalangan wanita, kalangan semua, pokoknya local champion ini akan kami dengar," ujar Musni Umar mengikuti bicara orang nomor dua di Indonesia itu.

Menurutnya, rencana Wapres tersebut patut diapresiasi. Dia pun berusul, yang didengar juga mereka yang angkat senjata untuk memisahkan diri dari negara kesatuan Republik Indonesia.

"Dari berbagai perbincangan saya dengan tokoh dan aktivis di Papua Barat, mereka menginginkan penyelesaian Papua secara permanen seperti Aceh," ucapnya.

Kalau Aceh bisa diselesaikan melalui dialog dan musyawarah, kata Musni Umar, Papua pasti bisa diselesaikan sebagaimana yang telah dilakukan terhadap Aceh.

"Persoalan yang dihadapi, apakah pemerintah bersedia duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan para tokoh Papua dan Papua Merdeka yang di mediasi oleh pihak ketiga yang dipercaya oleh kedua belah pihak?," terangnya.

Jika disetujui, lanjutnya, maka peluang untuk menyelesaikan Papua secara bermartabat dan damai, bisa terwujud dengan baik.

"Menurut para tokoh dan aktivis yang diajak berbincang, bukan seberapa sering presiden dan wakil presiden ke Papua dan berapa besar dana yang digelontorkan untuk membangun Papua," tukasnya.

Dikatakan Musni Umar, inti persoalan yang dirasakan oleh rakyat tidak tersentuh hanya satu, rasa keadilan.

Terpisah, Anies Baswedan pada suatu kesempatan memberikan solusi mengenai hal tersebut.

Bakal Capres dari Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) mengatakan, jalan keluar konflik bersenjata di Papua adalahq memberikan kebijakan yang menimbulkan rasa keadilan.

"Jadi cari jalan keluar yang menimbulkan rasa keadilan, lalu insya Allah konflik itu akan tiada," kata Anies dalam acara politik "Titip Harapan" di Restoran Al Jazeera, Cipinang, Jakarta Timur, Sabtu (19/8/2023).

Anies mengatakan, kedamaian bukan berarti tidak ada konflik tembak-menembak, atau perseteruan. Menurut dia, damai bisa tercapai jika rasa keadilan tersebut hadir di tengah-tengah masyarakat Papua.

Dia menegaskan, prinsip penyelesaian konflik Papua harus dilakukan dengan cara memberikan keadilan tersebut. "Ini dipegang, damai itu ditandai dengan semua merasa ada keadilan, di situ ada kedamaian yang sesungguhnya," ucapnya.

Menurut Anies, saat ini pemerintah sedang berupaya menyelesaikan kasus tersebut.

"Jadi biarkan itu harus diselesaikan supaya kita tidak menambah kompleksitas di dalam penanganan yang sekaranag sedang terjadi di Papua," katanya.

Eskalasi kekerasan di Papua oleh OPM terus mengalami peningkatan. Isu penyanderaan Pilot Susi Air Philips Mark Marthens pada Februari 2023 hingga kini belum bisa diselamatkan.

Isu ini memberi keuntungan kepada separatis Papua karena penyanderaan ini membuat masalah Papua kembali menjadi isu internasional.

Sementara upaya penyelamatan Pilot Susi Air, sudah memakan korban nyawa dari para aparat TNI, sehingga masalah separatisme di Papua penting dicarikan solusinya lebih cepat lebih baik.

(Muhsin/fajar)