Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: bandung, Banyumas
Kasus: kebakaran
Kota Bandung Terancam Jadi Lautan Sampah
Ayobandung.com
Jenis Media: Nasional

SUMUR BANDUNG, AYOBANDUNG.COM -- Kota Bandung terancam jadi lautan sampah akibat terbakarnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat.
Diketahui, TPA Sarimukti saat ini menjadi satu-satunya kawasan penampungan sampah dari Bandung Raya.
Lalu, apabila TPA Sarimukti sudah tidak bisa digunakan lagi, akan dikemanakan sampah dari Kota Bandung dibuang?
Meskipun ada Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka di Kabupaten Bandung, hingga kini belum berfungsi. Entah berapa lama lagi TPPAS itu bisa difungsikan, sementara produksi sampah pasti berlimpah setiap hari.
Baca Juga: Diduga Maladministrasi, Warga CGR Laporkan Proyek TPST Cicabe ke Ombudsman
Sebagai ibu kota Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung memang mengandalkan proses pengolahan sampah dengan metode controlled landfill (menimbun sampah).
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung dan Provinsi Jabar, sebanyak 1.300-1.500 ton sampah yang dikirim ke TPA Sarimukti diproduksi dari Kota Bandung. Sedangkan, TPA Sarimukti sendiri hanya memiliki kapasitas 1.200 ton per hari.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung 2023, produksi sampah per harinya di Kota Bandung mencapai 1.594,18 ton—data hampir mirip dengan DLH. Produksi sampah yang paling besar adalah sisa makanan dan daun, yakni mencapai 709,73 ton per hari. Atau, sebesar 44,52 persen dari total harian sampah yang diproduksi di Kota Bandung.
Data tersebut menegaskan Kota Bandung saat ini sangat bertumpu ke TPA Sarimukti untuk proses pengolahan sampah. Hal itu pula yang membuat Kota Bandung menjadi sangat rentan terhadap potensi lautan sampah jika tak segera berbenah.
Baca Juga: Kota Bandung Dapat Bantuan Pembangunan 3 TPST Berteknologi RDF
Terhentinya operasional TPA Sarimukti bukan hanya terjadi saat ini ketika ada insiden kebakaran, pada November 2021 lalu, TPA Sarimukti terpaksa harus berhenti beroperasi sementara akibat bahan bakar minyak (BBM) jenis solar untuk operasional alat berat habis. Akibatnya, ratusan truk pengangkut sampah menumpuk akibat tak bisa mengeluarkan muatannya.
Pada akhirnya TPA Sarimukti berhenti beroperasi selama dua hari yang menyebabkan 253 ritase truk pengangkut sampah di Kota Bandung tidak berjalan. Imbasnya, 2.600 ton sampah di Kota Bandung menumpuk di berbagai TPS hanya karena dua hari tak diangkut.
Teranyar, pada 18 Oktober 2022 dan awal tahun 2023 lalu pengangkutan sampah di Kota Bandung sempat tersendat karena kondisi jalan menuju TPA Sarimukti licin akibat guyuran hujan. Bahkan, hal itu menyebabkan antrean sepanjang dua kilometer.
Hal serupa pun terjadi, tumpukan sampah di Kota Bandung kembali terjadi akibat selama dua hari pengangkutan sampah terganggu. Ini menunjukkan bahwa begitu besarnya peran TPA Sarimukti dalam proses pengolahan sampah di Kota Bandung yang saat ini produksi sampahnya mencapai 1594,81 ton per hari.
Baca Juga: Warga Kompleks City Garden Residence Tetap Tolak Rencana Pembangunan TPST Cicabe!
Pada saat itu, Pemkot Bandung terpaksa mereaktivasi eks-TPA Cicabe guna mengatasi terhambatnya pembuangan sampah ke TPA Sarimukti. TPA Cicabe sendiri dapat menampung 3.000 meter kubik atau setara dengan penumpukan sampah yang menumpuk di 55 TPS atau sekitar 724 ton sampah.
Jumlah itu pun belum mampu menangani produksi sampah yang kian hari kian membesar.
Kepala DLHK Kota Bandung, Dudy Prayudi memaparkan, saat ini jumlah sampah di Kota Bandung yang dibawa ke TPA Sarimukti sebanyak 1.300 ton. Sedangkan, nantinya akan dibatasi hanya menjadi 868 ton.
"Hari Jumat kemarin, kita sepakat untuk mengurangi ritase ke TPA Sarimukti. Untuk Kota Bandung karena paling besar, kita minta pengurangannya itu secara bertahap," ucap Dudy belum lama ini.
Selama lima bulan ke depan sampah Kota Bandung ke TPA Sarimukti berkurang 10 rit dari ritase yang sekarang. Saat ini ritase normal yang tercatat di Pengelolaan Sampah Tingkat Regional (PSTR) sebanyak 259 rit.
Baca Juga: Warga Tolak Pembangunan TPST Cicabe, Diduga Tidak Sesuai Aturan
"Mulai akhir Agustus selama lima bulan kita wajib mengurangi 10 rit dari situ. Sambil kita berproses mengurangi sampah di daerah kota. Semoga bisa berkurang lebih dari 10 rit," harapnya.
Selain itu, upaya lain yang ditempuh Pemkot Bandung adalah dengan menghadirkan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST). Diharapkan dengan adanya TPST bisa mengurangi lebih banyak lagi sampah ke TPA.
"Ada 3 TPST yang akan dibangun Kementerian Pekerjaan Umum tahun ini yakni di Nyengseret, Taman Tegallega, dan eks TPA Cicabe. Sistemnya menggunakan teknologi refuse derived fuel (RDF)," jelasnya.
Hasil dari RDF ini merupakan bahan bakar pengganti batu bara yang akan dikirimkan ke pabrik tekstil dan semen.
"Selama sepuluh bulan nanti biaya operasional didanai Kementerian PU. Setelah itu, oleh Pemkot Bandung. Kalau ini bisa beroperasi, minimal kita bisa mengurangi 100 ton sampah. Belum ditambah kita akan menerapkan TPST versi Banyumas," lanjut Dudy.
Untuk TPST versi Banyumas, ia menambahkan, rencananya akan dibangunan di sepuluh lokasi. Rencana tersebut menunggu hasil keputusan dari legislatif.
"Semoga nanti bisa segera disetujui dewan. Sehingga di tahun ini akan banyak TPST yang ada di Kota Bandung," ungkapnya.
Selain itu, Dudy menyebutkan pada bulan Juli 2023 sudah ada 221 KBS di Kota Bandung atau sekitar 13,3 persen dari total 1.596 RW sudah masuk KBS sehingga pola KBS dan TPST nantinya diharapkan bisa mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke TPA Sarimukti hingga 300 ton.
"Dua upaya itu yang akan terus kita lakukan, yakni pengurangan dari sumber sampah RT dan RW agar tercipta KBS, serta membangun TPST di beberapa titik," tuturnya.***
Sentimen: negatif (100%)