Sentimen
Positif (99%)
21 Agu 2023 : 02.53
Informasi Tambahan

Institusi: UGM, HIPMI

Tokoh Terkait

Investasi Ekosistem Kendaraan Listrik Melonjak, Pengamat Dorong Bahlil Jadikan Indonesia Raja Baterai Dunia

21 Agu 2023 : 02.53 Views 8

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Investasi Ekosistem Kendaraan Listrik Melonjak, Pengamat Dorong Bahlil Jadikan Indonesia Raja Baterai Dunia

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meyakini investasi untuk ekosistem kendaraan listrik bagi Indonesia dan ASEAN pada 2023 ini akan terus melonjak dan melampaui pertumbuhan tahun berikutnya.

Bahlil mengatakan keyakinan tersebut didukung oleh meningkatnya permintaan dunia terhadap kendaraan listrik.

Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmi Radhi mendukung Bahlil untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik melalui investasi sehingga menjadikan Indonesia sebagai produsen kendaraan listrik dunia.

Langkah itu kata Fahmy dimulai dari pendirian pabrik atau industri yang mendukung ekosistem kendaraan listrik harus berada di wilayah Indonesia.

“Saya kira untuk pengembangan mobil listrik pertama harus dibangun ekosistem pabriknya harus di Indonesia,” ujar Fahmy, Minggu (20/8/2023).

Lanjut Fahmy juga mendorong penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dengan kewajiban mencapai sekitar 85%, sebab menurutnya dengan begitu Indonesia memiliki posisi sebagai produsen bukan hanya sebagai pasar.

“Investasi yang akan masuk di mobil listrik itu kemudian TKDN-nya itu 85%, jangan sampai Indonesia kembali hanya dijadikan pasar bagi produsen asing,” tegasnya.

Lebih lanjut Fahmy menyampaikan dalam hal investasi dan pengembangan ekosistem kendaraan listrik harus ada transfer teknologi untuk meningkatkan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia ke depan.

“Harus ada komitmen untuk transfer of technology khususnya pada SDM sehingga 5 tahun atau 10 tahun yang akan datang itu bisa memproduksi (kendaraan listrik) sendiri,” terangnya.

Selain itu kata Fahmy juga meminta Menteri Bahlil turut membangun sejumlah fasilitas penunjang kendaraan listrik seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) agar kebiasaan masyarakat mulai beralih meninggalkan kendaraan berbahan bakar fosil ke Energi Baru Terbarukan (EBT).

“Belum terbentuknya SPKLU yang tersedia mengurangi minat konsumen untuk membeli kendaraan listrik karena akan kesulitan untuk mengisi bahan baterainya, behavior atau kebiasaan konsumen barangkali enggan untuk beralih migrasi dari konvensional ke mobil listrik tadi karena hal itu,” ucapnya.

Padahal menurut Fahmy dengan menggunakan kendaraan listrik turut mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari kendaraan konvensional.

Dikatakan Fahmy dengan terbentuknya sejumlah sarana dan fasilitas yang menunjang keberadaan kendaraan listrik selain mendukung industri hijau atau ramah lingkungan juga dapat mendorong masyarakat bermigrasi lebih cepat ke kendaraan listrik.

“Kalau memang ekosistemnya sudah terbentuk kemudian peminat mobil listrik tinggi itu memang salah satu solusi untuk mengurangi emisi karbon tadi karena penyumbang terbesar emisi karbon itu kan dari kendaraan bermotor yang masih menggunakan fosil,” tukasnya.

Sebelumnya Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan pertumbuhan investasi pada kendaraan listrik meningkat mencapai 570 persen (year on year/yoy) di tahun 2022.

Sementara untuk investasi hijau di bidang energi baru terbarukan di 2022 tumbuh lebih dari 200 persen secara tahunan (yoy).

“Tumbuh lagi (2023). Pertumbuhannya semakin hari semakin naik. Di kawasan ASEAN pertumbuhannya 570 persen pada 2022 untuk investasi EV (Electric Vehicle) kata Bahlil dalam acara ASEAN Investment Area (AIA).

Bahlil yang juga mantan ketua umum HIPMI itu menyatakan alasan meningkatnya investasi di ekosistem kendaraan listrik karena didukung oleh meningkatnya permintaan dunia terhadap kendaraan listrik.

Sejalan dengan itu, Bahlil juga mengatakan mayoritas sumber daya pendukung ekosistem kendaraan listrik dimiliki oleh Indonesia dan negara-negara ASEAN.

“Saya yakin, optimis dong, masa pengusaha pesimistis,” ucap Bahlil.

Sentimen: positif (99.6%)