PIKIRAN RAKYAT - Juru Bicara Densus 88 Kombes Aswin Siregar mengungkap temuan baru terkait kasus dugaan pegawai PT KAI yang dicurigai terlibat terorisme melalui aktivitas propaganda di media sosial.

Aswin menemukan fakta bila pegawai berinisial DE memiliki akun marketplace yang digunakan untuk mengamuflase aktivitasnya dalam melakukan jual beli senjata api (Senpi) dan mencari keuntungan lewat penjualan tersebut.

Untuk menyembunyikan aktivitas jual beli Senpi, DE menggunakan display die-cast dan mainan militer agar tidak melanggar kebijakan perdagangan di marketplace.

"Yang bersangkutan memiliki juga akun marketplace di salah satu akun penjualan online yang dikamuflasekan yang bersangkutan untuk berjualan die-cast mainan," katanya.

Baca Juga: Pabrik Pengolahan Kayu KBN Indonesia di Ciamis Ludes Terbakar

Adapun barang yang dijajakkan DE meliputi peralatan yang dibuat untuk keperluan militer hingga senjata api seperti yang disebutkan sebelumnya.

"Yang berkaitan dengan perlengkapan ada gear, ada baju, ada perlengkapan taktikal, termasuk senjata ini," ucapnya.

Berdasarkan hasil pendalaman polisi, aktivitas jual beli itu diduga untuk keperluan upgrade senjata hingga diduga menjadi salah satu sumber mata pencaharian DE.

Meski begitu, polisi masih harus melakukan penelusuran terkait aliran dana yang dihasilkan dari aktivitas jual beli di marketplace yang dilakukan oleh pegawai PT KAI berinisial DE.

Baca Juga: Polisi Bantah 114 Warga Desa Mulyajaya Karawang Kecanduan OKT, Pernyataan Kades Dinilai Tidak Valid

"Dan ini masih didalami juga sebenarnya, sejauh mana aktivitas akun yang bersangkutan tersebut di marketplace. Apakah memang benar-benar sebagai jualan saja untuk mencari uang, atau juga sebagai sarana-sarana lainnya," katanya.

DE Galang Dana Lewat Telegram

Densus 88 Antiteror Polri mengatakan, pegawai PT KAI yang diduga terlibat jaringan teroris menggunakan aplikasi perpesanan Telegram untuk menggalang dana.

"Dia membuka, yang bersangkutan memiliki satu akun di Telegram, akun itu gunanya untuk menggalang dana," kata Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar, Selasa, 15 Agustus 2023.

Meski begitu, pihaknya masih mendalami aliran dana dari hasil pengumpulan donasi tersebut dan belum dapat memastikan berapa banyak uang yang telah terkumpul lewat aktivitas DE di aplikasi Telegram.

"Ini juga besarannya berapa dan ke mana ini masih didalami oleh penyidik. Nanti kita perjelas lagi dengan penyidik," ucapnya.***