Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: TransJakarta
Kab/Kota: Dubai
Polusi Udara Jakarta Terburuk, Pintu Masuk Proyek Kendaraan Listrik
Fajar.co.id
Jenis Media: Nasional

FAJAR.CO.ID -- Kualitas udara DKI Jakarta yang buruk menjadi sorotan. Tingkat polusi di Jakarta paling buruk di dunia dengan menempati peringkat teratas Kota Paling Tercemar di Dunia pada Kamis (10/8).
Buruknya kualitas udara di DKI Jakarta yang salah satunya akibat pencemaran kendaraan bermotor menjadi pintu masuk proyek kendaraan listrik. Pemerintah saat ini memang tengah mendorong penggunaan mobil dan motor listrik.
Melansir IQAir, kualitas udara Jakarta berada di angka 156 dan menjadi kota berudara terkotor di dunia. Posisi Jakarta jauh di atas Dubai, Uni Emirat Arab, dengan nilai AQI 140 dan Lahore, Pakistan dengan nilai 134.
Pemerintah Pusat bersama Pemprov DKI Jakarta kini mencari cara menekan angka polusi udara. Salah satunya mengadopsi kebijakan yang diterapkan di Kota Bangkok, Thailand, yang dahulu menjadi kota dengan tingkat polusi tinggi di kawasan ASEAN.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah di Kota Bangkok untuk menekan laju polusi udara dengan menerapkan teknologi kendaraan bersih. Selain itu, kendaraan bermotor juga telah menggunakan bahan bakar beroktan tinggi dengan kandungan sulfur yang rendah.
Pemerintah pun akan mengadopsi langkah dan kebijakan yang telah diterapkan di Kota Bangkok untuk menekan polusi di Kota DKI Jakarta. Langkah itu antara lain penerapan kendaraan listrik hingga penggunaan bahan bakar beroktan tinggi.
Salah satu yang telah dilakukan Pemprov DKI Jakarta dengan mulai mengoperasikan bus listrik pada armada Transjakarta.
"Pemerintah dan kita semua diminta lebih menggunakan kendaraan listrik kemudian pengetatan standar emisi untuk transportasi umum menggunakan EURO 4," kata Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sigit Reliantoro
Sektor kendaraan bermotor menjadi faktor utama polusi di Jakarta. Menurut data KLHK, sektor transportasi menyumbang 44 persen polusi ke udara, industri energi 31 persen, manufaktur 10 persen, perumahan 14 persen, dan komersial 1 persen. (fajar)
Sentimen: negatif (98.4%)