Sentimen
Negatif (100%)
21 Jul 2023 : 19.49
Informasi Tambahan

Kasus: penganiayaan

Tokoh Terkait

David Ozora Alami Gejala Eksplosif Meski Fisik Membaik, Dokter Ahli: Mentalnya Tidak Stabil

21 Jul 2023 : 19.49 Views 13

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

David Ozora Alami Gejala Eksplosif Meski Fisik Membaik, Dokter Ahli: Mentalnya Tidak Stabil

PIKIRAN RAKYAT – David Ozora selaku korban penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy masih menjalani perawatan di rumah untuk memulihkan kondisinya setelah koma lebih dari empat pekan di rumah sakit. Kendati demikian, kondisi David masih terus dipantau oleh tim medis Rumah Sakit Mayapada.

Dokter Yeremia Tatang yang merupakan dokter yang merawat David Ozora di RS Mayapada mengungkapkan jika luka di saraf korban tak bisa sembuh 100 persen, dan bersifat permanen. Kondisi tersebut diketahui setelah dilakukan MRI (Magnetic Resonance Imaging) selama beberapa minggu.

“Ada bercak putih, tepatnya di jembatan otak (corpus callosum) yang menghubungkan otak kiri dan kanan yang bersifat permanen,” ujar dokter Tatang saat menghadiri persidangan di PN Jaksel pada Kamis, 20 Juli 2023.

Bercak putih yang ada di otak David Ozora memang relatif mengecil namun tidak akan menghilang dan membekas selamanya. Sang dokter tidak bisa memastikan kapan kondisi tersebut bisa pulih karena kondisi orang berbeda-beda.

Baca Juga: Harta Wakapolri Komjen Agus Andrianto Capai Rp18,9 Miliar, Naik Drastis Dibandingkan Tahun 2016

Kondisi pemulihan David

Dokter Tatang menyebut terapi yang dilakukan terhadap David di rumah memang dianjurkan dari rumah sakit untuk memulihkan kondisi David. Setelah dilakukan terapi, kini David sudah bisa berjalan meski sering oleng.

Selain itu, dokter ahli menyebut ada gejala lain yang muncul dari rusaknya saraf otak David. Salah satunya adalah gejala eksplosif yang membuat emosi dan mental David tak terkontrol.

"Dia sudah bisa berjalan, namun sering oleng ke sebelah kiri. Yang kedua fungsi kognitif belum kembali seperti semula. Ketiga ada sedikit gejala eksplosif yang muncul,” ujar dokter Tatang.

"Misalnya dia bicara sama saya, terus saya gangguin sedikit 'yok makan yok' dia jawab 'diam kau', karena itu gejala kognisi yang muncul akibat kerusakan dari jembatan tersebut,” katanya menambahkan.

Baca Juga: Oknum Polisi Terlibat Jual Beli Ginjal, Korban Dijanjikan Rp135 Juta

Sang dokter menyebut David sering tidak nyambung saat diajak berbicara. Oleh karena itu dokter Tatang menganjurkan agar korban penganiayaan tersebut dilatih untuk bersekolah.

“Kondisi mentalnya bagus, namun tidak stabil. Kalau kita ajak ngobrol, namun ada beberapa bahasanya yang tidak nyambung. Makanya saya minta dia untuk sekolah, hal itu untuk proses pemulihan,” kata sang dokter.

“Sampai hari ini masih agak sedikit labil (emosi). Untuk hal-hal sederhana dia bisa mengerti, tapi untuk hal-hal yang kompleks masih belum. Memorinya banyak terganggu,” ujarnya menambahkan.

Bahkan sebelum dipulangkan, kondisi memori David masih belum membaik. Sang dokter menyebut korban penganiayaan itu mengalami gangguan ingatan yang berat.

“Sebelum kita pulangkan sempat dites memori, dan skornya 16 dari 30. Ini masuknya dia mengalami gangguan ingatan yang cukup berat, ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengingat,” kata dokter Tatang.***

Sentimen: negatif (100%)