Sentimen
Negatif (88%)
17 Jul 2023 : 13.42

337 Juta Data Warga Indonesia Diduga Bocor di Internet, Kominfo dan BSSN Disebut Makan Gaji Buta

17 Jul 2023 : 13.42 Views 6

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

337 Juta Data Warga Indonesia Diduga Bocor di Internet, Kominfo dan BSSN Disebut Makan Gaji Buta

PIKIRAN RAKYAT – Konsultan keamanan siber sekaligus pendiri Ethical Hacker Indonesia, Teguh Aprianto, mengungkapkan sebanyak 337 juta data kependudukan dan pencatatan sipil (dukcapil) warga Indonesia bocor di internet.

Menurut Teguh Aprianto, sejumlah data sensitive yang berpotensi merugikan masyarakat seperti keuangan dan perbankan bocor dan didagangkan di situs hacker internasional.

“Kali ini yang bocor adalah data kita semua di Dukcapil sebanyak 337 juta data. Data yg dipastikan bocor adalah nama, NIK (Nomor Induk Kependudukan), Nomor KK (Kartu Keluarga), tanggal lahir, alamat, nama ayah, nama ibu, NIK ayah, NIK ibu, No akta lahir/nikah dll,” kata Teguh Aprianto melalui cuitan di akun Twitter pribadinya @secgron pada 16 Juli 2023.

Menurutnya, data-data itu bisa dimanfaatkan orang tidak bertanggung jawab untuk melakukan pembobolan data keuangan atau penipuan berantai.

Baca Juga: Warganet Keluhkan Sulitnya TBI BUMN: yang Lolos TOEFL Belum Tentu Bisa

"Karena setiap kali ada kasus kebocoran data di Indonesia, templatenya akan selalu sama. Buru-buru membantah, padahal belum melakukan investigasi. Lalu ketika 2 lembaga yg ga berguna ini @kemkominfo & @BSSN_RI ditugaskan untuk investigasi, yg tau hasilnya cuma mereka sama tuhan," sebut Teguh.

“Padahal yg bocor itu adalah data publik dan yg menanggung kerugiannya adalah masyarakat. Bahkan rekomendasi pun tak pernah diberikan sama sekali. Penipuan berantai yg belakangan ini terjadi itu seharusnya jadi dosa mereka, yang punya tanggung jawab tapi cuma makan gaji buta,” kata Teguh mengimbuhkan.

Informasi mengenai kebocoran diduga data 337 juta masyarakat Indonesia yang terjadi di forum Breach Forum pada Senin, 17 Juli 2023

Data Verifikasi Perbankan Pakai Nama Ibu Kandung

Salah satu data sensitif yang dibobol hacker adalah nama Ibu dan Ayah, padahal data tersebut termasuk kedalam lapisan verifikasi data keuangan dan perbankan masyarakat Indonesia.

“Ngeri. Data yang bocor termasuk data-data vital seperti nama Ibu kandung yang biasa dipakai verifikasi perbankan,” kata seorang netizen mengomentari unggahan Teguh.

Baca Juga: Nasib 32 Ribu Honorer di Jabar Masih Belum Jelas, Pemprov Tunggu Keputusan Pemerintah Pusat

Pertanyaan "Siapa nama ibu kandung Anda?" sering kali diajukan ketika membuka rekening di bank atau dalam situasi yang melibatkan data dan privasi. Pertanyaan ini penting karena merupakan langkah untuk mengamankan rekening dan informasi pribadi.

Awalnya, pertanyaan ini dikembangkan di Eropa sejak tahun 1882. Nama ibu kandung dipilih karena jarang diketahui oleh publik dan hanya diketahui oleh orang-orang terdekat. Namun, meskipun sudah berusia ratusan tahun, pertanyaan ini masih digunakan sebagai lapisan keamanan untuk akun dan data.

Hingga artikel ini dibuat, Ditjen Dukcapil Kemendagri belum menanggapi atau mengklarifikasi unggahan Teguh tersebut.***

Sentimen: negatif (88.9%)