FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK), Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid, mengapresiasi ketegasan Menko Polhukam Mahfud MD yang mengungkapkan Kasus yang menyeret Pondok Pesantren Al Zaytun harus segera dituntaskan

"Kita tentu apreasi sikap pemerintah dalam hal ini Menko Polhukam. Kita memiliki tanggungjawab moral dalam mengawal kasus ini. satu hal yang penting kita tunggu langkah nyata lainnya dari pemerintah," ujar Habib syakur kepada wartawan, Jumat (14/7/2023).

Menurut Habib Syakur, pernyataan Mahfud MD menjawab dugaan dirinya bahwa isu tentang Al Zaytun akan hilang begitu saja. Dugaan itu,karena ada dugaan keterlibatan beberapa tokoh penting di Indonesia di balik perhelatan Ponpes Al Zaytun Indramayu itu.

Ulama asal Malang Raya itu menitikberatkan harapan besar masyarakat Indonesia di Polri. Sebab, kasus dugaan penodaan agama yang menyeret Panji Gumilang tengah digarap oleh Dittipid Siber Bareskrim Polri.

"Saya yakin Polri juga memahami kegelisahan masyarakat terkait kasus ini," tambahnya.

Lebih jauh Habib Syakur meminta usut Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) tidak ragu untuk menulusuri secara tuntas 289 rekening yang diduga milik Panji Gumilang, pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun tersebut.

"Hal ini penting untuk mengungkap aliran dana di rekening tersebut. Pemerintah dalam hal ini bisa mengetahui siapa saja mengirimkan dana ke rekening yang jumlahnya ratusan tersebut." tegasnya.

Diketahui sebelumnya,Mahfud MD menegaskan kasus hukum terkait Pesantren Al Zaytun tak boleh berlarut-larut.Sering kali kasus yang menyangkut Pondok Pesantren Al Zaytun muncul menjadi sorotan publik, kemudian redup.

“Setiap muncul, lalu hilang lagi. Mau pemilu muncul lagi. Sekarang, selesaikan! Dengan catatan, Al Zaytun sebagai pondok pesantren itu tidak akan dibubarkan,” katanya.

Sementara itu, PPATK sedang menganalisa 289 rekening itu. Namun, dalam analisa sementara, PPATK mengantongi ada transaksi mencurigakan. PPATK akan menyampaikan informasi lengkap bila analisa telah rampung. (Pram/Fajar)